Mengenai Saya

Foto saya
Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
Semangat tinggi dalam mengarungi sebuah bahtera kehidupan. Jangan sekali - sekali menyalah gunakan kepercyaan yang telah orang lain tanam dalam diri anda dan yakinlah setiap kesuksesan itu muncul karena adanya suatu keyakinan yang mantap dalam diri anda sendiri!!!!

Sabtu, 21 Juli 2012

Tersibaknya Kabut Tipis

Senja ini kulihat begitu romantisnya, setiap detik sembunyinya matahari kebalik gunung merapi kunikmati dengan senyuman, cahayanya yang lebut, warnanya yang jingga keemasaan, sungguh perpaduan yang sempurna jika dilihat dari taman kecil belakang rumahku.

Seandainya saja kamu sekarang ada disini, bersamaku menikmati potongan-potongan senja ini, menghitung mundur pertukaran tempat antara raja siang dan malam, sungguh.., aku sangat merindukanmu, sosok ceriamu, hadir disini bersamaku.

“Suatu hari aku akan disisimu, menemanimu bercanda dengan senja”
Janjimu ketika kuceritakan tentang indahnya senja di belakang rumahku.

Nyaringnya gema adzan dari musholla kecil diujung jalan kampung membuyarkan kemesraanku dengan sang senja, bergegas kuambil wudlu sebelum jamaah maghrib itu meninggalkanku.
“Makanya sebelum adzan itu datang ke musholla, biar nggak ketingalan sholat jama’ah”, omelan yang sama dari sosok Emakku, setiap kali aku telat sholat berjama’ah.

Meski dengan susah payah, kupaksakan juga untuk tidak telat kali ini, aku yakin mereka mau menungguku untuk menjadi salah-satu bagian dari makmum jamaah sholat. Sehingga omelan mesra emakku tak akan ku dengarkan kali ini.
                                                                                  
****
“Kamu kok ceria sekali Le, ada apa??, nggak biasa-biasanya kamu seperti ini, hayoooo…, lagi jatuh cinta ya??”
“Ah Emak, ada-ada saja, nggak kok, hanya merasa sedikit bahagia aja”,
“Yo wes, terserah kamu, kalau memang gak mau berbagi, asal kamunya seneng Mak manut saja”.
Maafkan anakmu Mak, sungguh tidak ada sedikitpun maksudku untuk menyembunyikan semuanya dari pandangan polos matahatimu, tapi aku takut keyakinan semu ini benar-benar semu adanya, biarlah kunikmati sendiri kebahagiaan kecil ini karena aku tak tahu kapan semuanya ini kembali berakhir seperti beberapa kisah lain dalam hidupku.

Lampu kamar kunyalakan, tanda ON di laptopku kutekan, dan secepat kilat layar monitor berlatar belakang foto kamu menyapaku ramah, tak butuh waktu lama sebuah fasilitas internet telah menunggu masukan ID dan passwordku.

“Hai…, Assalamu’alaikum”.
“Wa’alaikum salam, kok baru OL mas, katanya tadi sore mau OL?”.
“Maaf, aku tadi terbius oleh keindahan senja, entah kenapa pesonanya selalu saja memabukanku”.
“Hemm…, kapan ya aku bisa menikmati senjamu, berdua denganmu”.
“Jika memang Tuhan mengijinkan, hari itu pasti menjadi hari yang sangat membahagiakan dalam seumur hidupku.
“Amin…”.
Kulihat senyummu menghiasi layar monitorku, sebuah senyum yang sering kugambarkan menjadi penghias senjaku, sebuah senyum yang selalu setia menemani setiap soreku.
“Mas.., kamu masih disana??”.
“Ya de’, masih…., masih kok”
“Kok diem??, makanya nyalain dong cam kamu, biar aku tahu kamu sedang apa”.
“Sabar De’, suatu hari aku akan membaginya ke kamu”.
“Kalo gitu aku matiin ya cam aku”.
“Jangan….., jangan dong, plezzzzzz, senyummu adalah happyku, jangan dimatikan ya, ya!!”.
“Terserah kamu deh, tapi janji ya kapan2 kamu mempelihatkan cam kamu”.
Hemmm…., seandainya saja kamu tahu perasaanku sekarang, sebuah peleburan antara perasaan ketakutan dan kebencian, katakutan akan menghilangnya sosok manismu jika mengetahui seperti apa aku, kebencian akan kekerdilan jiwaku yang tak sanggup membuka topeng diriku, maafkan aku De’, maafkan, biarkanlah rasa ini kunikmati sendiri, aku takut kehilangannya, hidupku mati tanpa senyummu, sapaanmu, leluconmu, dan semuanay tentangmu.

***
Jadilah senja dalam seumur hidupku, aku hanyalah sampah yang tak bernilai, menjadi bagian dari hari-harimu adalah sebuah keindahan dalam hidupku.

Akhirnya pilihan kata ini yang kukirimkan kepadamu sebagai pendamping kadoku, dengan hati-hati bungkusan mungil berpita kecil berisi sebuah boneka kristal lucu kumasukan ke sebuah kotak lain yang berukuran sedikti lebih besar, tak lupa kusisipkan sebuah kertas surat yang telah kutulis beberapa waktu sebelumnya didalamnya, dan taklupa kutuliskan alamat lengkapmu, aku ingin kado ini menjadi kado special di hari ulathmu.

Dengan penuh semangat kuhidupkan latopku, sebuah sapaan BUZZ mengagetkanku ketika baru saja kuhadirkan sosok mayaku di komputermu.

“Mas aku sudah menerima hadiahmu, aku merasa tersanjung mas, terimakasih ya”.
“Sama2 de’, aku senang jika kamu bahagia”.
“Aku ingin memebrimu hadiah juga, alamat lengkapmu dimana mas”.
“Tidak usah, kamu tidak perlu melakukan hal itu”.
“Tapi aku ingin memebrimu sesuatu, ulathku tahun lalu kemu memberik hadiah, kamarin  tanpa ada momen special apapun kamu juga mengirimiku hadiah, dihaei ultahku yang sekarang kamu juga berbuat demikian”.
“Kamu layak mendapatkannya De’, kamu sangat special”.
“Kenapa sih mas??, apa yang kamu sembunyikan dariku, kenapa aku meras kamu semakin menutup rapat jati dirimu”.
“Apa belum cukup photo yang aku kirimkan ke kamu waktu itu, atau kamu meragukan kalau photo itu adalah diriku???, sehingga sebuah cam atau pertemuan bisa memantapkan hatiku tentang siapa akus ebenarnya”. Kali ini nada kata-kataku sedikit tinggi, dan aku yakin kamupun merasakan hal yang sama.
“Maaf Mas, bukan begitu maksudku, aku hanya…, ah sudahlah lupakan saja”.
Maaf de’, maafkan aku aku belom siap membuka kedokku, aku belom siap kamu mengetahui siapa aku, beri aku waktu de’. Dan semoga foto orang lain yang kupasang sebagai identitas mayaku bisa membuatmu memperindah bayangan akan sosokku.
“Mas aku lusa mau kekotamu, ada sedikti urusan yang mesti aku selesaikan”.
Bagai tersengat listrik ketika kudengar kata-katamu, duhh Gusti, apa yang mesti hamba lakukan sekarang. Haruskan ini saat yang tepat membuka tabir sosok nyataku, ataukah aku harsu kembali lari dan lari dari kejaran keingintahuan gadisku.
“Mas??, alooooo??, are u there??”
“Hemmm…, ya, aku masih disini, kapan kamu akan kekotaku?”.
“Seminggu lagi, aku sendirian, nanti kalau dah sampai sana, kamu mau kan jadi pemanduku”.
Ya Alloh, Ya Rob…., sunguh aku tak mau kehilanagn bahagia kecilku ini, aku takut, aku takut dia berpaling ketika mengetahui semua rahasiaku, tolong hambamu ya Alloh.
“Baik, aku akan membantumu, kalau kamu sudah sampai hubungi aja no. telp ini”.kusebutkan sebuah kombinasi nomor cantik milik sahabatku, maafkan de’, aku terpaksa melakukan hal ini.
“Makasih ya mas, btw aku harus pergi sekarang, takecare ya Assalamu’alaikum”.
“Wa’alaikumsalam”, kujawab salammu sambil menahan ketakutan di hati.
Beregegas kutekan tombol off komputerku, dengan penuh harapan kucoba memepercepat langkahku menuju rumah sahabatku, Wahyu.

“Gila kamu ya, jadi selama ini photoku kamu pakai sebagai identitas dunia mayamu, bahkan no HPku juga kamu bagikan ke wanita itu?”. omel sahabatku ketika kumintai tolong untuk menjadi pengganti sosok diriku ketika dalam seminggu kedepan harus menemani cintamayaku.
“Tolonglah yu, aku ngak sanggup bersikap jujur padanya, dia begitu indah untukku, aku ngak mau kehilangan sosoknya”.
“tapi aku nggak bisa menjadi dirimu, aku ngak kenal dengan dia, bagaimana dia, topik pembiacaraan apa yang nanatinya bisa menyambungkan diantara kami??? Coba kamu pikir, kalau ternyata nanti dia malah merasa nggak nyambung denganku”.
“Gampang nanti aku akan memberikan gambaran detail tentang dia, aku akan mentrainningmu selama sehari ini, agar memudahkanmu mengenal sosoknya”.
“Kamu bener-bener gak waras ya, edan kamu”
“Aku akan jauh tidak waras jika melihat kekecewaaan dimatanya ketika mengetahui siapa aku sebenarnya”.


Tidak ada komentar: