Mengenai Saya

Foto saya
Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
Semangat tinggi dalam mengarungi sebuah bahtera kehidupan. Jangan sekali - sekali menyalah gunakan kepercyaan yang telah orang lain tanam dalam diri anda dan yakinlah setiap kesuksesan itu muncul karena adanya suatu keyakinan yang mantap dalam diri anda sendiri!!!!

Sabtu, 21 Juli 2012

SEPENGGAL KISAH CINTA MAYA


Telah lebih dari 4 jam dari waktu yang mereka sepakati, namun tak sedikit pun terlihat tanda-tanda kemunculan si gadis. Entah sudah berapa banyak sms yang dia kirimkan dan tak terhitung lagi berapa kali dia mencoba menghubungi. Semuanya tak membuahkan hasil. Dia masih sendiri, duduk termenung menghitung waktu. Meski tidak begitu yakin si gadis akan datang menemuinya, namun entah mengapa kakinya terasa sulit sekali untuk sekedar digerakan kembali. Kembali ke arah asal datangnya.

Si kumbang nama laki-laki itu. Berperawakan tinggi besar, kulit sedikit gelap, mata sipit dengan logat betawi yang kental. Mencirikan tentang sosok laki-laki yang berasal dari kota kelahiran Benyamin. Demi sebuah harapan semu bertemu bidadari impiannya, dia tempuh perjalanan panjang. Dengan mengendarai sebuah motor butut peninggalan ayahnya, menuju kota dingin di kaki gunung arjuno.

Untuk sekedar menghilangkan sepi dihati dalam abu-abu penantiannya, kembali memorynya dipaksa untuk memutar rangkaian cerita bahagia, selama lebih dari 1 tahun perkenalan mereka. “Fairuz” sebuah nama indah yang menggambarkan sosok si gadis yang selama ini selalu menjadi langganan mimpi indahnya. Masih teringat jelas sapaan ringan pertamanya. 
 
“Alooo, aku Fairuz wanita dari kota Apel, cantik, manizzz dan baik hati he he he…, kenalan yukkk”.Begitu ceria, energik, anggun, penuh semangat. Begitulah bayangan pertama kali yang dia tangkap tentang sosok si gadis. Benar saja ternyata setelah beberapa waktu lamanya mereka saling berbagi asa di dunia maya, si gadis tak jauh beda dari perkiraannya.

“Ass….Mas gantengku, dah lama khan kita saling ngobrol di dunia maya, ketemuan yukkkk”, ajak si gadis 2 hari yang lalu. Mendadak hatinya menjadi tak menentu saat itu. Antara bahagia dan takut menerima ajakan si gadis. Bahagia karena akhirnya dia bisa melihat si gadis impiannya, namun takut jika ternyata dia bukanlah seperti harapan si gadis. Butuh lebih dari 5 menit untuk sekedar menjawab “Iya”. Sampai akhirnya sebuah sapaan “BUZZ” menyadarkannya, bahwa ada wanita special yang sedang menungu jawaban. Dengan ragu-ragu dan gemeteran akhirnya ditulis juga tiga huruf itu. Terlihat face si gadis sungguh bahagia di webcam. Jari-jarinya pun menulis dengan lincahnya di tuts keyboard. Seolah-olah tak ingin memberinya kesempatan untuk berfikir ulang, tentang rencana pertemuan mereka.

“Key…, kutunggu 2 hari lagi ya, aku akan pakai baju hijau tua dengan bawahan celana hitam, miss u n take care always”, kata terakhir si gadis sebelum menyudahi percakapan mereka waktu itu.
 
@@@
Tak jauh dari tempat si lelaki, ada sesosok manusia cantik, yang sejak 6 jam yang lalu diam mematung. Mengamati setiap gerak si lelaki yang selama ini selalu datang dalam tidurnya. Dialah si Fairuz, umurnya sekitar 25 dengan gaya dandanan layaknya ABG. Lengkap dengan jaket trendy yang sengaja dia gunakan untuk menyamarkan diri.

Tatapan mata si gadis tak lepas dari pria yang memakai T-shirt warna biru tua, di padu jins belel dengan tas ransel dipunggungnya.
“Kamu nanti pakai baju apa?”, tanya si Fairuz pada lelaki mayanya dua hari lalu. Dan jawaban yang dia dapatkan, persis seperti tampilan lelaki yang sedang termenung tak jauh dari tempatnya. Entah apa yang menghalangi dia, untuk sekedar datang menyapa si lelaki. Baginya gambaran yang selama ini terpatri indah di hatinya tentang sosok lelaki dunia mayanya, jauh dari kata mirip. Pikirannya meloncat-loncat tak jelas. Sebentar-bentar sedih, kecewa namun tak jarang tiba-tiba marasa sangat bahagia. Duduknya mulai gelisah, matanya seolah-olah ingin menyapu setiap sudut yang terjangkau pandangannya. Semakin dia berusaha mencari sisi positif dari lelaki itu, semakin dia mendapatkan kenyataan bahwa lelaki itu jauh dari kata sempurna.. Tampak air matanya mulai menetes. Sebagai pertanda dia berada pada posisi kebingungan yang memuncak. Akhirnya dia pun memutuskan untuk tidak menemui si lak-laki. Berbalik arah pulang ke rumah. Sambil berjanji dalam hati untuk tidak chat lagi sama si lelaki itu.

Ternyata si lelakipun demikian adanya. 6 jam dalam penantian yang tak jelas, memaksa dia untuk mengamini bahwa si gadis tak mungkin datang menemuinya. Meski agak berat, akhirnya langkah pertama untuk kembali pulang ia ambil juga. Namun naas segerombolan penjahat datang menodongnya. Seolah dia sudah kehilangan kewarasannya atau mungkin karena emosinya yang sudah tak terkendali, dia paksakan untuk melawan. Jelas bukannya kemenangan yang dia dapatkan, tapi pertemuan dengan malaikat penjemput nyawalah yang terjadi berikutnya. Dompet, hp dan harta berharga miliknya raib, yang tersisa hanyalah sebuah tas lusuh dengan sebuah amplop surat yang sepertinya telah siap untuk di poskan.

Polisi kesulitan mengidentifikasi si lelaki, karena semua identitas pribadinya hilang. Hanya amplop berwarna coklat beralamat lengkap dengan nama si penerima “FAIRUZ”, yang di dapatkan polisi. Entah karena merasa terpanggil ataukah rasa penasaran yang memaksa polisi itu mengantarkan surat kepada si penerima. 

“Maaf, apa benar Anda bernama Fairuz?, tanya polisi pada sutu hari setelah kematian si lelaki. Fairuz…???, darimana polisi tahu nama panggilan istimewa itu. Bukankah hanya si lelaki maya saja yang memanggil dengan nama itu. Mungkin karena syok atau mungkin juga bingung karena kedatangan polisi, yang sepertinya tahu banyak tentang dia dan lelaki mayanya, maka hanya gelengan kepala yang dia berikan sebagai usaha untuk tidak bicara banyak. Tanpa diminta polisipun menjelaskan kenapa dan mengapa dia datang termasuk tentang kematian si pemilik surat ini. Bagai disambar halilintar, Fairuzpun terduduk lemas di lantai, sambil merebut surat itu dari tangan polisi. Seperti memaklumi polisipun hanya diam saja, membiarkan si gadis membuka paksa surat coklatnya.

* @@ *
Dear My Fairuz…..
Semalam penuh aku mencoba merangkai kata-kata ini. Dengan harapan surat ini tak terbaca olehmu. Karena dengan begitu berarti ada pertemuan diantara kita. Jujur aku tak yakin bisa bertemu denganmu. Ketakutan terbesarku adalah kamu tidak bisa melihatku secara utuh. Bagimu aku adalah kata-kata romantis yang selalu menghiasi layar komputermu. Laki-laki dengan sejuta puisi yang selalu menghujanimu dengan kata-kata indah. Tapi kenyataannya, aku bukanlah seperti harapanmu. Bahkan jauh lebih buruk dari yang kamu bayangkan. Aku tidak menyalahkanmu kalau memang kamu tidak mau menemuiku, meski hanya sekedar menawarkan tali persaudaraan. Namun hal ini tidak menghalangiku untuk mengungkapkan rasa sayangku ini, walaupun hanya bisa kuungkapkan dalam goresan pena.

Duhai Cinta mayaku…
Sungguh engkau adalah wanita sempurna. Tidak banyak yang ku harapkan darimu, meski hanya sekedar memintamu menjadi saudarikupun aku tak berani. Bagiku cukuplah menikmati satu tahun bersamamu, meski hanya didunia maya. Terima kasih atas tawaran pertemuan ini. Terima kasih atas senyum indahmu, cerita lucumu, dan segalanya tentangmu. Semoga kamu bahagia dengan keputusanmu untuk tidak menemuiku. Akan kubiarkan rasa penasaran ini bersamaku selamanya, dan setiap menit kenangan denganmu kan kujadikan penghibur hatiku yang rapuh ini.
Dari cinta mayamu
"Sikumbang"

Tak diperhatikan lagi pertanyaan-pertanyaan Polisi itu. Saat ini yang dia inginkan hanya sendiri dan berharap si cinta mayanya hadir disini. Menikmati senyumnya, candanya dan semua yang dia miliki. Surat singkat itu telah membuka mata hatinya. Merobek-robek sisa kesadarannya dan membawanya menikmati mati kecilnya .... pingsan. 
 

Tidak ada komentar: