Mengenai Saya

Foto saya
Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
Semangat tinggi dalam mengarungi sebuah bahtera kehidupan. Jangan sekali - sekali menyalah gunakan kepercyaan yang telah orang lain tanam dalam diri anda dan yakinlah setiap kesuksesan itu muncul karena adanya suatu keyakinan yang mantap dalam diri anda sendiri!!!!

Selasa, 15 Mei 2012

Atas Ijin Muwh


Di manakah aku harus sembunyi?
Desir angin pembawa debu mikro cinta itu mengayun-anyunkan ku pada sepohon entah yang akarnya amat mendekap eratku. Padahal rerumputan yang terinjak-injak semakin sabar bertasbih pada-Nya. Terik menghangatkannya dalam pandangan-Nya sebagai kuasa-Nya. Hujan menyejukkannya di antara kerontang murka kasih-Nya.
Di manakah aku harus sembunyi?
Tapak-tapak ku dijalan-jalan pilu-Mu mengoyak kesedihanku, meminta-Mu membaringkanku di ketenangan makna-Mu. Walau ragu tak mampu menjamah urat asa di selimut senja indah pada bentangan awan-awan nakal yang mengancam.
Di manakah aku harus sembunyi?
Dipandang-Mu terbaring sunyiku bersama belukar tanya-Nya selama KAU jalankan detik yang mengacaukan kalimat-Mu di dada hamba-hamba-Nya.
Di manakah aku harus sembunyi?
Bukan karena bumi ku sombongkan atas-Nya, namun pada-Mu pelangi itu teramat abstrak teratur. Bukan pula aku mengigaukan-Mu karena mimpi tak mampu menjawab teramat banyak-Nya di nikmat-nikmat-Mu.
Di manakah aku harus sembunyi?
Bila pun kuasa itu terbentur dengan-Mu dan aku menyelinap belajar pada-Nya tentang kenyataan-Nya disukar langkah yakin yang tertusuk duri enggan pada bosan murka-Nya.
Maka izin-Mu kan ku sematkan di amarah-amarah lemah meninggalkan cahaya-cahaya silau yang menjauhkanku dari mereka karenanya.

JilbabQ adalah Nilai Quwh


" JilbabQ adalah NilaiQ” adalah tulisan yang cakupannya saya sempitkan hanya antara wanita berjilbab, jadi sama sekali tidak bermaksud membenarkan bahwa dengan tidak berjilbab meskipun berakhlaq baik itu sudah cukup.
Berjilbab sesuai syari’at dan berakhlaq baik adalah suatu kesempurnaan bagi seorang muslimah. Dengan jilbab akan membedakan wanita muslim dengan wanita kafir. Jilbab yang menjadi nilai bagi seorang muslimah sebagai lambang penghormatan kepada dirinya sendiri. Ia memilih berjilbab, berarti ia menginginkan keridhaan Allah dan sangat mengetahui betapa berharga tubuhnya jika hanya untuk di pamerkan kepada yang bukan muhrimnya, betapa tubuhnya yang terbuka dapat menjadi penyebab timbulnya fitnah.
Karena kecantikan bukan di lihat dari keindahan tubuh yang terbuka, bukan itu. Itu hanya sementara. Jika tujuannya ingin di lihat menarik oleh lawan jenis dengan pakaian yang terbuka, yakinlah itu hanya sementara. Saat ini kau berjuang keras mempercantik diri untuk menarik hati lawan jenis atau untuk hal-hal duniawi, maka hatimu akan kecewa. Kenapa?? Karena ternyata wanita-wanita lain akan melakukan hal yang sama. Dan kau pun akan kelelahan menampilkan kecantikan-kecantikan semu dalam dirimu.
Okelah jika ada yang bilang, “mau berjilbab atau tidak, itu kan hak saya”. Tapi tubuh kita bukan hak kita. Status kita hanya di pinjamkan. Milik kita hanya roh yang di tiupkan ke dalam jasad yang Allah pinjamkan. Bahkan roh itu sendiri berada dalam genggamanNya. Jika barang yang kita pinjamkan ke orang lain, kemudian orang tersebut merusaknya maka kita akan marah. Sama seperti Allah. Allah bebas melakukan apapun terhadap ciptaanNya. Jika amanah yang Dia berikan tidak di jaga dengan semestinya resuai dengan perintahNya.

Sebab jilbabku adalah nilaiku, lambang kepatuhan kita kepada perintah Allah. Penilaian hakiki hanya dari Allah, akan terpuaskan kita akan penilaianNya. Allah tidak akan pilih kasih kepada hambaNya. Bukan Allah tidak sayang karena memerintahkan kita menutup aurat, padahal perempuan adalah makhluk yang indah. Karena keindahan tak selalu bisa di lihat secara gratis. Biar saja ada hinaan di sekeliling kita karena keistiqamahan kita menutup aurat. Karena kita adalah berlian mahal yang tidak mudah terjamah oleh sembarang orang dan bukan batu kerikil yang banyak bertebaran di jalan-jalan dan mudah di pegang.
Sebab jilbabku adalah nilaiku, lambang keshalihan, insya Allah. Yang karenanya kita akan berusaha untuk meluruskan perilaku kita yang sebelumnya bengkok. Yang karenanya, semoga kita mampu menghilangkan gaya hidup barat yang kini makin merajalela. Yang karenanya kita akan terlindungi dari segala keburukan yang di timbulkan akibat perbuatan kita sendiri (membuka aurat). Yang karenanya kita bisa menampilkan kenyamanan dalam berbusana (bukan pengekangan) sebagai contoh kepada mereka yang sinis terhadap jilbab.
Kita adalah hal terindah dan hanya untuk yang terindah jika kita mampu menjaga keindahan itu hanya untuk yang berhak memilikinya. Insya Allah.
Kembali menjadi renungan dan pengingat pribadi.

Arti Jilbab ???


“Afwan ukhti, anti sudah tidak liqa lagi? Atau anti sedang futur?” tanya Mawar seketika kepada Bunga yang dilihatnya berubah cara mengenakan jilbabnya.
“Iya nih Kak”, jawab Bunga sekenanya.
Dialog di atas adalah sekelumit cerita kawan saya – Bunga – ketika dia merubah penampilan jilbabnya. Bukan memendekkan jilbabnya hingga ke leher, hanya saja Bunga membuat jilbabnya dengan suatu model dengan tetap menjulur menutupi dada. Memang tidak sepanjang jilbab Mawar tapi masih syar’i karena sebelumnya Bunga telah bertanya dahulu dengan guru ngajinya. Ketika guru ngajinya mengatakan bahwa jilbab itu masih tergolong panjang dan menutupi dada, maka tak masalah. Masalah justru hadir ketika Bunga berangkat ke kampus dan bertemu dengan kakak seniornya, yang seketika langsung menjudge Bunga sedang futur. Sedang jawaban Bunga di atas bukanlah jawaban sebenarnya. Hanya sekenanya. Bunga hanya merasa heran, ketika iman hanya di ukur oleh panjang atau pendeknya jilbab. Selama jilbabnya masih syar’i, toh tidak masalah.

Lain waktu, dikarenakan sedang kehabisan pulsa, maka Mawar meminjam handphone kepada Bunga. Bunga meminjamkannya dan Mawar pun segera menelpon seseorang sambil menjauhi Bunga.
Beberapa hari kemudian, ketika jam menunjukkan pukul dua pagi. Saat itu Bunga sedang tertidur pulas, kemudian handphonenya berdering. Sambil mengantuk, Bunga mengangkat handphonenya. Bukan main ia terkejut, karena ternyata si penelepon mencari Mawar dan si penelepon itu adalah seorang laki-laki.
“Assalamu’alaikum, ukhti Mawar ada?” tanya si penelepon
“Wa’alaikumsalam Afwan, Mawarnya tidak ada”. Jawab Bunga sambil mengantuk
“Iya tolong di panggilkan ukhti Mawarnya”. Si penelepon rada memaksa
“Ini bukan handphonenya Mawar, kemarin dia pinjam handphone saya”. Balas Bunga dengan sedikit kesal
Esok harinya, Bunga menceritakan kejadian semalam kepada Mawar. Di tanyalah Mawar.
“Kak, semalam jam dua ada telpon dari ikhwan yang mencari kakak”. Bunga mengawali percakapan
“Oh itu, Ana mah biasa ngurusin kerjaan malam-malam sama ikhwan itu”. Jawab Mawar
Dalam hati Bunga merasa heran, “berinteraksi dengan ikhwan malam-malam seperti itu bahkan hingga pukul dua pagi, memang hanya urusan pekerjaan, tapi jika berlanjut terus menerus bukan malah menjurus ke masalah hati?”. Tapi pertanyaan itu hanya Bunga simpan dalam hati. Ia tidak berani meneruskan ketika jawaban Mawar langsung telak mengejutkan Bunga.

Saya mengenal Bunga, Dia memang tidak mengenakan jilbab yang panjangnya hingga ke paha. Tapi saya kenal dengan Bunga yang mampu menjaga interaksinya dengan lawan jenis, meskipun aktivitasnya tidak hanya terbatas pada sesama jenis. Dia juga mampu menjaga hatinya meskipun banyak berinteraksi dengan lawan jenis karena keharusan.
Bunga mungkin terbilang sebagai akhwat yang “slengean” dan saya mengenalnya seperti itu. Tapi dia terbilang akhwat yang cukup aktif dalam organisasinya. Dia bisa menjadi contoh seseorang yang selalu on-time ketika ada suatu agenda, kecuali ada suatu alasan syar’i yang membuatnya datang lebih lambat. Bunga yang sangat loyal ketika di beri suatu amanah.
Karena “keslengeannya” itu pula, saya menjadi tahu baik buruknya dia. Bukan seseorang yang hanya berusaha baik secara penampilan tapi buruk di belakangnya.
Slengean yang saya maksud bukanlah berkelakuan buruk dan tidak menjaga perilaku. Tetapi slengeannya Bunga adalah gampang berbaur dengan orang lain baik muslim maupun non muslim, dengan tetap menjaga perilaku sebagai muslimah. Ceplas ceplos, tidak di buat-buat dan apa adanya tapi tetap syar’i. Dan tidak pula baik di penampilan fisik tapi buruk di dalamnya.
Saya jadi teringat akan sebuah kutipan, Jangan pernah lihat dari panjangnya jilbab tapi dari akhlaqnya. Karena jika jilbab seseorang sudah memenuhi ketentuan syar’i maka tak ada alasan untuk memandangnya sinis.
Syarat jilbab:

  1. Hijab/jilbab menutupi seluruh badan (rambut sampai kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.
  2. Hijab/jilbab tidak dimaksudkan sebagai hiasan bagi dirinya, sehingga tidak diperbolehkan memakai kain yang berwarna mencolok, atau kain yang penuh gambar atau hiasan.
  3. Hijab/jilbab harus lapang dan tidak sempit sehingga tidak menggambarkan postur tubuhnya
  4. Hijab/jilbab tidak memperlihatkan sedikit pun bagian kaki wanita
  5. Hijab/jilbab yang dikenakan itu tidak sobek sehingga tidak menampakkan bagian atau perhiasan wanita
  6. Hijab/jilbab tidak menyerupai pakaian laki-laki
Sumber: Fiqih Wanita, Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah
Dan ilmu pun tak bisa di lihat dari panjangnya jilbab. Bisa jadi mereka yang terlihat biasa justru memiliki akhlaq yang luar biasa. Dan bisa jadi seseorang yang di luar terlihat slengean, tapi secara hati dan perilaku lebih bisa menjaga hal-hal yang merusak imannya. Bukan lagi masanya melihat sesuatu dari penampilan fisik dan menganggap diri lebih mulia dikarenakan penampilan fisik yang sempurna. Bukan saatnya lagi menggolong-golongkan kawan berdasarkan ukuran jilbab. Maka ukuran jilbab bukanlah sebuah nilai. Karena Allah hanya melihat ketaqwaan hambaNya.
Allahua’lam

Based on true story, pengingat diri sendiri

 

Jilbab Quwh


Saudariku yang baik hati, yang cantik yang manis, kehadiran tulisan ini merupakan bentuk kepedulian kepada muslimat seluruh Nusantara, sebab roda era globalisasai tak terhenti sedangkan beribu rayuan model pakaian, jilbab bermunculan. Subhanallah jilbab itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul. Jilbab itu ‘iffah (kemuliaan). Jilbab itu kesucian. Jilbab itu pelindung. Jilbab itu taqwa. Jilbab itu iman. Jilbab itu haya’ (rasa malu). Jilbab itu ghirah (perasaan cemburu). Tak kan ada rasa sesal maupun kecewa sedikit pun memakai jilbab ini. Kesetiaan pada jilbablah yang harus dilekatkan di hati.
Allah berfirman:
‘’….. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. An-Nisa ayat 13)
Wahai para muslimah jika kita mentaati perintah Allah dan rasul maka kelak akan mendapatkan syurga Allah SWT. Ayat di atas dikutip dari surah an-Nisa yang berarti wanita , perhatikanlah dalam al-Quran tertera surah wanita sedang surah lelaki tidak ada, ini bertanda bahwa wanita bisa mempunyai peran penting dalam menempuh kehidupan dan kemajuan Islam tetapi wanita bisa juga menjadi sumber fitnah terbesar jika tidak mentaati kaidah-kaidah Allah dan Rasul-Nya. Hijab dan Jilbab adalah masalah Fiqih (Syari’ah),  Keempat Mazhab yang terkenal seperti Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dan semua ahli Fiqih dan Syariat Islam sependapat bahwa aurat perempuan adalah semua badannya kecuali Muka dan Telapak tangan.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak-lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR Muslim).
Seorang muslimah akan selalu ingin menjadi tampil menarik di hadapan manusia akan tetapi penampilan yang paling menarik dari semua penampilan adalah penampilan yang sesuai syariat Allah sang pengasih dan penyayang hambanya dengan memerintahkan memakai jilbab sebagai penyempurna kewajiban sebagai seorang muslimah yang sudah baligh, hal ini adalah bentuk kasih sayang kepada hambanya khususnya wanita, yakinlah bahwa Allah mengatur semua ini hanya untuk kepada saudariku-saudariku.
Berikut ini adalah dalil-dalil tentang wajibnya memakai Hijab menurut Al-Qur’an dan Hadits dan penafsiran para Sahabat dan Fuqaha (Ahli Fiqih) Hukum Jilbab dan Hijab:
Dari Khalid bin Duraik: ‘’Aisyah RA, berkata: ‘’Suatu hari, asma binti abu bakar menemui Rasulullah SAW dengan menggunakan pakaian tipis, beliau berpaling darinya dan berkata: ‘’wahai asma’’ jika perempuan sudah mengalami haid, tidak boleh ada anggota tubuhnya yang terlihat kecuali ini dan ini, sambil menunjuk ke wajah dan kedua telapak tangan.’’ (HR. Abu Daud).
Aurat wanita yang tidak boleh terlihat di hadapan laki-laki lain (selain suami dan mahramnya) adalah seluruh anggota badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini berdasarkan dalil hadits di atas dan ayat ayat berikut.
1. Al-Qtr’an surah An-Nur ayat 31, “Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumurnya (Indonesia: hijab) ke dadanya….” Ayat ini menegaskan empat hal:
a. Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh Allah.
b. Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram.
c. Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak.
Para ulama mengatakan bahwa ayat ini juga menunjukkan akan haramnya menampakkan anggota badan tempat perhiasan tersebut. Sebab, jika perhiasannya saja dilarang untuk ditampakkan apalagi tempat perhiasan itu berada. Menurut Ibnu Umar RA yang biasa nampak adalah wajah dan telapak tangan.
d. Perintah untuk menutupkan khumur ke dada. Khumur adalah bentuk jamak dari khimar yang berarti kain penutup kepala. Atau, dalam bahasa kita disebut hujab. Ini menunjukkan bahwa kepala dan dada adalah juga termasuk aurat yang harus ditutup. Berarti tidak cukup hanya dengan menutupkan hijab pada kepala saja dan ujungnya diikatkan ke belakang. Tetapi, ujung jilbab tersebut harus dibiarkan terjuntai menutupi dada.
2. Hadits riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata, “Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil balig) maka tidak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR Abu Daud dan Baihaqi).
Hadits ini menunjukkan dua hal:
1.  Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan.
2. Pakaian yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat. Dari kedua dalil di atas, jelaslah batasan aurat bagi wanita, yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Dari dalil tersebut pula kita memahami bahwa menutup aurat adalah wajib. Berarti jika dilaksanakan akan menghasilkan pahala dan jika tidak dilakukan maka akan menuai dosa. Kewajiban menutup aurat ini tidak hanya berlaku pada saat shalat saja atau ketika hadir di pengajian, namun juga pada semua tempat yang memungkinkan ada laki-laki lain bisa melihatnya.
Pembaca yang budiman, jika memperhatikan realita arus kehidupan dunia yang penuh dengan godaan, terk`dang saudariku merasa malu menggunakan pakaian muslimah, dengan beberapa alasan:
1.      Malu, terkadang ada muslimah yang sudah paham tentang arti dan kewajiban memakai jilbab syar’i tetapi masih dihantui perasaan malu terhadap teman, keluarga dan lingkungan. Pesan untuk saudari-saudariku yang cantik harapan umat” jangan malu dalam menjalankan Syariat Islam sebab itulah jalan yang lurus tapi malulah jika tidak taat kepada syariat Allah”
2.      Takut dicap teroris, seiring perputaran kehidupan yang canggih anak manusia maju memasuki era globalisasi maka kebanyakan perbuat-perbuat teror yang dilakukan oleh oknum dan salah dalam mengartikan jihad sehingga pada akhirnya setiap ada teror terbukti atau tidak biasanya dituduhkan kepada muslin/muslimat, sehingga terkadang ada ibu rumah tangga yang melarang anaknya untuk memakai jilbab syar’i. “Pesan, tidak usah takut dicap teroris sebab Allah bersama kita’’ kalaupun polri atau Amerika sekalipun menuduh kita yang tidak-tidak lalu kemudian diadili maka engkau mati syahid sebab mempertahankan keimanan dan difitnah.
Setelah membahas beberapa dalil di atas telah jelas bahwa dalam berpakaian saat ini ada beberapa kriteria atau syarat. Syarat-syarat pakaian penutup aurat wanita pada dasarnya seluruh bahan, model, dan bentuk pakaian boleh dipakai, asalkan memenuhi syarat-syarat berikut.
1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
2. Tidak tipis dan transparan. (Sesuai hadits di atas)
3. Longgar dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk dan bentuk tubuh (tidak ketat).
4. Bukan pakaian laki-laki atau menyerupai pakaian laki-laki.
Teruntuk saudari-saudariku yang cantik, yang peduli pada diri sendiri atas kehidupan akhirat pakailah pakaian yang sesuai syariat Allah, insya Allah engkau bahagia dunia dan akhirat sebab hati ini akan tenteram jika melaksanakan syariat Islam. Jika memakai pakaian yang tidak sesuai syariat saya yakin bahwa sebenarnya dalam hati kecil kita berkata sebenarnya aku suka berpakaian syariat tapi pikiran dan hawa nafsu ingin berpakaian yang tidak sesuai syariat Allah.
Pakaian muslimah sekarang kebanyakan membungkus bukan menutup, perbedaan membungkus dan menutup, contoh menutup itu berpakaian tapi lekuk-lekuk masih sangat terlihat, transparan, akibat pakaian kekecilan dan ketat dikategorikan membungkus. Sedangkan menutup, berpakaian dengan baik rapi tanpa tidak menampakkan model-model lekuk-lekuk tubuh alias tidak ketat.
Teringat salah satu artikel ww.arrahmah.com berikut bunyinya:
Renungan buat Muslimah yang belum ingin menutup auratnya dengan Hijab
Beralasan belum siap berjilbab karena yang penting hatinya dulu diperbaiki?
Kami jawab, ”Hati juga mesti baik. Lahiriyah pun demikian. Karena iman itu mencakup amalan hati, perkataan dan perbu`tan. Hanya pemahaman keliru yang menganggap iman itu cukup dengan amalan hati ditambah perkataan lisan tanpa mesti ditambah amalan lahiriyah. Iman butuh realisasi dalam tindakan dan amalan”
Beralasan belum siap berjilbab karena mengenakannya begitu gerah dan panas?
Kami jawab, ”Lebih mending mana, panas di dunia karena melakukan ketaatan ataukah panas di neraka karena durhaka?” Coba direnungkan!
Beralasan lagi karena saat ini belum siap berjilbab?
Kami jawab, ”Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi? Apa tahun depan? Apa dua tahun lagi? Apa jika sudah keriput dan rambut ubanan? Inilah was-was dari setan supaya kita menunda amalan baik. Mengapa mesti menunda berhijab? Dan kita tidak tahu besok kita masih di dunia ini ataukah sudah di alam barzakh, bahkan kita tidak tahu keadaan kita sejam atau semenit mendatang. So … jangan menunda-nunda beramal baik. Jangan menunda-nunda untuk berjilbab.”
Perkataan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berikut seharusnya menjadi renungan:
“Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah menunggu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang sakitmu dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari no. 6416). Hadits ini menunjukkan dorongan untuk menjadikan kematian seperti berada di hadapan kita sehingga bayangan tersebut menjadikan kita bersiap-siap dengan amalan shalih.
Subhanallah…
Masihkah kamu ragu wahai Ukhti fillah untuk menutup kemolekan tubuhmu dengan hijab? masihkah?  Ingatlah, sesungguhnya api neraka akan membakar tubuh yang kau sajikan untuk lelaki hidung belang, kau bisa beralasan ini dan itu, Demi Allah, sesungguhnya, kita tak akan mampu menebak kapan nyawa ini akan diambil oleh Malaikat Maut! Innalillahi waa inna ialaihi rojiun. Demikianlah artikel yang sempat saya kutip.
Jadi, terus terang saja mata ini sudah sering kali dibelokkan oleh syetan, sebab di manapun saya berada baik di luar Negeri ataupun dalam Negeri begitu banyak wanita muslimah yang tidak menyadari hal ini. Lelaki hidung belang seenaknya menyajikan pesona yang tak pantas.
Saudariku yang muslimah, yakinlah bahwa syariat mengatur kehidupan kita, itu semua teruntuk kebaikan dan kemashlahatan dunia dan akhirat, tidak akan ngaruh kekokohan Allah sebagai Tuhan, jika saudariku berhijab syar’i atau tidak, hasilnya akan kembali kepada diri pribadi kita masing-masing. Mohon maaf dengan sebesar-besarnya jika bahasa-bahasa yang digunakan terlalu over sebab ini semua agar mudah dipahami tak ada niat kecuali saling mengingatkan, wallahu a’lamu bishowab.

Jadilah Seperti Air


“Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha perkasa, Maha pengampun. Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adak`h kamu lihat sesuatu cacat?”(QS. Al Mulk: 1-3)
Allah menciptakan apa-apa yang ada di langit dan di bumi, agar kita mampu berfikir dan menelaah. Saat kita duduk di tepi sungai, akan kita rasakan serasinya ciptaan Allah. Batu yang sangat keras dan kokohnya, air yang mengalir sangat lembut. Tidakkah kita mampu menerapkannya dalam kehidupan yang sebenarnya. Kita ambil ‘ibrah dari air dan batu yang dapat bekerja sama dengan satu harmoni yang sangat indah sesuai kehendak-Nya. Begitulah seharusnya kita bersikap dan bertindak dalam dakwah ini. Dakwah ini tidak akan berjalan dengan segelintir orang saja, tetapi atas banyak unsur yang berjalan dengan serasi. Begitu indah pelajaran yang bisa kita tarik dalam setiap ciptaan-Nya.
Dakwah ini tidak akan berjalan dengan selalu memperselisihkan tugas,
“Ini hak Antum, ini hak Ane. Ini kewajiban Antum, dan ini kewajiban Ane,” Malulah kita dengan apa yang terjadi dengan air dan batu. Tidak ada pertikaian di antara mereka. Kita sama-sama muslim dan kita adalah saudara.
Memahami keadaan itu, kita akan menemukan sebuah pelajaran penting dalam ukhuwah. Hati kita harus selalu dijaga kelembutannya, agar ruh-ruh kita tetap bercahaya. Kita dalam dakwah ini bukan saling terikat membebani, melainkan untuj saling tersenyum memahami dan saling mengerti dengan kelembutan nurani.
Tertatih kita menjalani kehidupan dalam dakwah ini, menyambung silaturahim yang terasa kering, dan hubungan yang terasa sangat pahit. Saat kita memaknai dan menamakan hubungan ini karena Allah maka semuanya akan terasa indah dan sejuk dalam sanubari.
Dakwah ini meniti jalan yang sangat terjal dan berliku, penuh dengan onak dan duri. Kembali kita meluruskan niat, mengokohkan tekad, menguatkan simpul komitmen kita dalam dakwah dan menunaikan setiap tanggungan amal-amal yang harus di tunaikan. Tanpa harus memikulkan tanggungan kita kepada yang lain, atau membebankan tugas yang seharusnya dipikul bersama kepada sebagian dan bahkan seorang saja.
Berusaha mengukur sendiri kemampuan diri untuk mampu mengukur kemampuan orang lain. Saat kita merasa itu berat bagi kita jangan lantas di alihkan ke salah seorang ikhwah kita. Jangan tanyakan lagi tentang keikhlasan kepada mereka, karena mereka akan dengan rela dibebani banyak tugas meski yang lain dalam keadaan tenang karena bebas tugas. Yang mereka pikirkan adalah pahala dan cinta dari Tuhannya.
Tapi apakah kita tega dan bersenang hati melihat saudara kita terbebani? Dia tertatih dengan tugasnya sementara kita menyibukkan diri dengan kehidupan pribadi?
“Cintailah orang lain sebagaimana kau ingin dicintai. Perlakukanlah orang lain, sebagaimana kau ingin di cintai.”
Maka orang lain akan banyak yang salah paham. Ada yang merasa tersakiti dan terluka dari cara kita menyayanginya. Dan orang akan merasa kita tidak mencintainya padahal itu wujud cinta kita padanya.
Maka gantilah bunyinya, “Cintailah orang lain sebagaimana mereka ingin di cintai. Perlakukan orang lain dengan cara sebagaimana mereka ingin diperlakukan.”
Dengan begitu maka dakwah dan ukhuwah ini akan terasa indah. Tidak ada yang merasa hanya sebagian yang terbebani dan sebagian bebas dari tugas.
Maka mencobalah untuk menanyakan kepada saudara kita. Dan pahami setiap kemampuan diri kita adalah berbeda. Dengan meminta masukan pendapat itu maka akan semakin menguatkan persaudaraan dan melimpahkan ketulusan.

Waktu dan Kehidupan


Hidup… Begitulah kita menamakannya. Seperti gelombang laut yang terhampar luas di samudera, Hidup selalu akan berjalan, berarus, bergerak, dalam bentuk dan rupa yang selalu tak sama. Dan perjalanannya, selalu akan memberikan energi dan kehidupan bagi mereka yang ada bersamanya. Meski melelahkan melewatinya, gelombang yang ada takkan pernah mau berhenti, sebab kepemilikannya adalah waktu. Mereka yang menghargainya, pastilah akan memenangkannya. Waktu, adalah nyawanya hidup. Bagi yang menjiwai kehadiran waktu dalam hidupmu, maka dialah yang akan mampu bertahan dalam segala tantangan. Jika ingin menaklukkan kehidupanmu, maka cintailah waktu.
Jejak-jejakku pun seperti itu. Kucoba menerawang jauh semua langkah yang telah tercipta di penghujung usia 22 tahunku. Yang kudapatkan adalah banyaknya catatan kelalaian yang terselip bersama ribuan hari yang berlalu. Waktu, yang kusebut sebagai nyawanya kehidupan seperti berlalu bagai angin lalu. Betapa banyaknya kekecewaan yang terlanjur tercipta, betapa banyaknya kekurangan yang terlampaui batas, betapa banyaknya kelemahan yang melompati kewajaran, hingga kemudian ketika kuraba hati dan jiwa, maka yang tersisa adalah penyesalan, sebab belum banyak laku yang benar, belum banyak karya yang tercipta, justru sebaliknya, yang tertuang di bilik hati adalah kertas buram yang belum bercahaya.
Jika saja, waktu yang memberi makna tentang hidup ini akan pergi, apakah yang akan kita ceritakan pada sejarah ? akankah kita punya catatan yang manis untuk terekam, atau justru sebaliknya, di akhir cerita kita, banyak yang akan senang karena kepergian waktu dalam hidup kita, pada akhirnya membawa mereka kelegaan. Atau, ketika kita bertanya kepada jiwa kita yang akan menghadap-Nya ? maka jawaban yang akan selalu pasti hadir adalah getar-getar ketakutan karena selama ini tak pernah memiliki waktu yang diberikan dari-Nya.
Dengan berlalunya malam, langit pagi yang cerah akan menemanimu. Dan tulisan di kemegahan duniamu, akan selalu ditentukan dengan seberapa banyak engkau mencintai waktumu. Dia akan cerah, selagi kau menuliskannya dengan petikan-petikan yang lahir karena keringatmu, namun dia juga akan berkabut jika kau sajikan lakumu dalam tinta-tinta hitam yang terhempas tak teratur di kertas putihmu. Hingga benarlah kata Sang Nabi, bagi yang mengingat hari kemudian (kematian), merekalah yang paling cerdas di antara kalian. Sederhana saja, sebab orang yang mengingat waktu kepulangannya, orang yang mendamba kehadiran-Nya, orang yang mengerahkan harinya untuk mengejar cinta-Nya, selalu akan mencerahkan kemegahan langit mereka. Lalu… Di manakah posisi kita ?
Maka di akhir catatan sederhana ini. Sengaja kutuangkan secarik keinginan hati untuk lebih memiliki hidup. Menghidupkan hidupku dengan memuliakan waktuku. Dunia takkan pernah butuh pengakuanmu, sebab yang akan selalu menjadi akhir dari setiap pertanyaanmu adalah ketenangan hati dan jiwamu. Selagi ia masih berkabut, selagi awan hitam masih setia menyelimutinya, maka yakinlah, ada kekeliruan dalam mencintai hidupmu, ada kesalahan dalam menghargai waktumu. Biarlah waktu, yang menjawab semuanya. Semoga tarian purnama di bilangan hari ke depan, akan memberi warna cerah bagi langit harimu.
Langit…Jika kembaramu selama ini terhempas karena kelalaianku,, Maka berilah waktu untuk mewarnaimt kembali.. Hanya ingin cerah yang menemanimu
Hanya ingin putih yang membersamaimu..
Hadirkan birumu, menjadi kekuatan bagiku..
Semoga di kemudian waktu, kemegahanmu yang akan selalu menemaniku..

Kenalilah AllahQ


Segala puji bagi Allah yang telah memberiku nafas hingga detik ini. Sebuah kesempatan hidup yang sangat berharga… Di mana begitu banyak tangis sia-sia mengharapkan kesempatan ini. Saudara-saudariku… Izinkan aku menulis sedikit saja tentang kehidupan kita. Tentang suka duka dan segala asa yang mewarnainya.
Malam itu aku masih terjaga. Hingga kemudian getar hp menandakan ada pesan baru diterima. Dari seseorang yang merasa putus asa dengan kehidupannya. Emoticon menangis yang tertera di pesannya. Sejumlah kalimat penenang aku luncurkan namun sama sekali tidak mempan. Lagi dan lagi emoticon menangis itu selalu ada di pesannya. Hingga penenang terakhir ku katakan: “andai saja kamu mau mengenal siapa Allah, pasti hidup kamu akan terasa indah” bukan tanpa alasan kuluncurkan kalimat itu, tapi memang itulah yang kurasakan.
Aku bukan putri yang terlahir dengan sejuta kebahagiaan. Aku sama denganmu, sama dengan kalian semua. Memang hidup bukan hanya ada suka tapi pasti ada duka. Keduanya beriringan, sejak kit` terlahir ke dunia hingga kita masuk ke liang lahat. Bukan hidup jika hanya ada suka. Bukan hidup jika hanya ada duka. Hidup adalah suka dan duka. Ya, hidup adalah suka dan duka…
Semalam baru saja aku membuka kembali lembar kelamku, ingin melihat seperti apa aku dulu dan membandingkannya dengan aku yang sekarang. Ternyata dulu pernah tertulis status dalam profile-ku, “ya Allah aku bosan hidup, kenapa ya?” ya saudariku, dulu aku juga sepertimu. Aku pernah merasakan apa yang kini tengah engkau rasakan. Dulu aku merasa hidupku begitu monoton. Hanya begitu saja tiap harinya. Aku merasakan hidupku hanya hitam dan putih. Tidak ada warna lain. Begitu membosankan. Namun semua berubah…semua berubah dan menjadi indah.
Ya, semua berubah dan menjadi indah sejak cahayanya menembus ke belantara jiwaku. Seketika itu hitam dan putih pun melebur menjadi jutaan warna dengan segala keakuratan warnanya. Aku tahu saudariku…aku tahu apa yang kini engkau rasakan dan apa yang dulu pernah ku rasakan…itulah hati yang kering dari iman, itulah hati yang awam pada tuhan.
Kenalilah Allah… maka engkau akan mengenal apa itu kehidupan.
KENALI ALLAH, KENALI ALLAH, KENALI ALLAH…
Hanya itu solusi yang bisa kuberikan saudariku.
Karena cukuplah Allah sebagai sandaranmu maka yakinlah bahwa engkau tak akan terjatuh.
Karena cukuplah Allah tempatmu mengeluh maka yakinlah bahwa Dia mampu mengangkat masalahmu.
Karena cukuplah Allah sebagai penolongmu maka tak perlu ada lagi yang engkau khawatirkan…
Allah itu pengasih, penyayang, dan tak pernah mau menzhalimi hambaNya…
Allah itu senang mendengar engkau meminta, mengadu, memohonkan segala sesuatu…
Maka dari itu Allah senang mendengar hambaNya berdoa…
Jangan khawatir, Allah pasti mendengar setiap detail yang engkau utarakan…
Karena Dialah sebaik-baik pendengar saudariku.
Percayalah, Dia tidak akan mau menzhalimi dan menyakiti hambaNya.
Percayalah :)
Maaf, jika aku berkata seakan aku mengenal baik siapa Allah…
Jujur, aku pun baru mengenalNya, baru merasakan betapa indah perkenalan ini :)
Sampai sekarang pun aku masih ingin memperdalam perkenalan ini…
Karena semakin mengenalNya maka semakin ada cinta saudariku :)
Bukan berarti aku sudah mencintaiNya…
Sampai sekarang pun aku masih meminta untuk diajari olehNya
Bagaimana cara yang benar untuk mencintaiNya
Indah saudariku,
Indah sekali mengenalNya, aku tak mampu menggambarkan dengan kata-kata…
Cukuplah kau coba dan nikmati sendiri bagaimana rasanya.
Terkadang kita ini terlalu egois…
Menuntut ini dan menuntut itu pada Allah, sedang kita sendiri tidak suka dituntut oleh aturan-aturan yang Allah buat.
Lihat betapa banyak orang mempertanyakan kenapa harus menutup aurat? Kenapa harus pakai jilbab? Mengganggu hak asasi saja!! Lihat betapa banyak orang yang memberontak dan tidak suka dengan aturan Allah yang melarang hambanya untuk berpacaran…kenapa sih nggak boleh pacaran? Ini kan soal perasaan!! Kenapa kenapa kenapa??
Tapi Allah?? Apa Allah pernah bertanya kenapa kamu meminta bahagia? Kenapa kamu meminta hidup kaya? Kenapa?? Bukankah adalah hak-Ku menjadikan kamu bahagia atau menderita. Bukankah adalah hak-Ku menjadikan kamu miskin atau kaya. Allah tidak demikian. Allah itu dengan segenap kasih sayangNya menurunkan ayat ini:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa `pabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. 2: 186)
Lihat bagaimana cara Allah menuturkannya…
Allah terlebih dahulu mengutarakan apa yang akan Dia beri baru mengutarakan apa yang Dia minta dan di jelaskan kembali bahwa apa yang Dia minta tak lain juga untuk kebaikanmu…
Subhanallah :) tidakkah bergidik hatimu mendengar ayat seperti ini?
Itu janji Allah saudariku, janji yang tak kan pernah Tuhanmu ingkari :)
Kita ini terlalu kikir…
Setiap apa yang kau punya…setiap apa yang engkau miliki, itu dari Allah datangnya. Itulah pemberian Allah. Pikirkan berapa banyak pemberiannya sejak kita lahir ke dunia. Saudariku, ketika engkau merasa bahagia memiliki ibu yang begitu menyayangimu, ingatlah itu dari Allah datangnya. Dari Allah yang begitu memperhatikan kebahagiaanmu, hingga Dia mengirimkan malaikat bernama “ibu” untuk mendampingi liku-liku hidupmu di dunia. Pernahkah kau mensyukurinya? Sadarkah engkau bahwa itu salah satu bentuk kasih sayangNya??
Namun, entah begitu sering kita memandang pemberiannya dengan sebelah mata. Begitu sering kita lupa membaca hamdalah. Bahkan lupa kalau ini adalah pemberianNya. Astaghfirullah. Pikirkan ini, ketika Allah senantiasa mencurahkan nikmatNya…kita lupa bersyukur. Namun, ketika Allah hanya mencabut satu nikmat yang kita tengah rasakan, kita meraung-raung…menyalahkan-Nya. Kenapa ya Allah kenapa? Apa salahku ya Allah?
Sebenarnya masih banyak yang ingin kuutarakan…
Tapi meski tinta sejumlah volume lautan gunakan, takkan usai ku tuliskan semuanya.
Ya, akan begitu panjang jika kutulis kesalahan kita padaNya.
Iringi hidup kita dengan istighfar dan hamdalah
Karena memang tiap detik kita menikmati pemberiannya namun seringkali kita bermaksiat padanya.
“Alhamdulillah astaghfirullah”
Semoga saudariku itu ingin mengenal Allah.
:)

Menyendiri


Di atas sana ada angkasa
Taman langit yang berkilau dengan beragam perbendaharaannya
Ada bintang berkilau di sana
Cahayanya yang berkedip
Bukan sedetik ia singgah
Namun berjuta-juta tahun menjadi sebuah proses
Ada juga bulan


Bias mentari yang ia sisakan
Tuk temani lelapnya tidur kami

Angkasa luas tak terbatas
Menyibak segala keajaiban alam
Kuasa Tuhan Maha Dahsyat
Benda langit yang berhambur tanpa terbentur
Angkasa, jauh membumbung tinggi Sebuah ujung xang sirna
Batasnya adalah kuasa Tuhan
Seperti sebuah cita, tiada berujung
Menengadahkan asa ke langit luas
Benar, di atas sana tak terbatas
Segunung cita pun akan sanggup Ia menampungnya
Jangan lupa sertakan doa
Bukan secuil, bukan sekedar
Tapi sepenuh hati


Dan, kita telah menembus langit
Bersama gumpalan asa itu
Dengan hawa terbaik yang di miliki
Dengan sentuhan lembut raga
Dengan dekapan hangat seorang saudara
Dengan daya pikir menakjubkan
Dengan hati penuh kasih
Tetaplah memeluk bumi

Terus berpijak meski langit di junjung
Kita lambang makhluk beradab
Khalifah Tuhan di muka bumi
Kitalah angkasa bumi

Jauh melanglang dalam pikir
Merunduk menatap jejak langkah

Bagai Secarik Tisu



Hatiku bagai secarik tisu
Rapuh kala angin meniup
Luruh kala tangan meremasnya
Kotor kala debu menyinggahinya
Ooh… Mungkin hatiku kini sedang rapuh
Mudah luruh dan kotor



 Mungkin ini hanya suatu peralihan
Seperti siang yang berganti malam
Atau panas yang berganti hujan
 Mungkin aku harus nikmati ini
Dan ku kecup dalam-dalam kerapuhannya
Ku harus melewati kerapuhan
Ketika ketegaran akan menyapa nanti
Sejenak atau beberapa jenak lagi

 Layaknya karang di tengah lautan
Tuhan, aku ingin mencintaiMu
Bahkan di antara kerapuhan hati karena terhimpit harapan
Aku ingin mencintaiMu
Meski dosa terus menggerayang
Mendaki hati yang tak selalu kokoh
Tuhan, aku ingin mencintaiMu
Di antara hati yang tersekat
Tuhan, aku juga ingin di cintai
Cinta makhluk yang mencintaiMu
Bukan cinta dalam balutan kata-kata
Maaf bila kini hatiku bagai secarik tisu

Andai Esok Aquwh Mati



Andai esok aku mati,
Apalah daya diri ini
Tak mampu mengulur hari
Tak mampu bernegosiasi
Agar aku tak mati besok pagi
Andai esok aku mati,
Melihat ruh terpisah dengan diri
Tak mampu bergerak lagi
Tergeletak diam dan sepi
Andai esok aku mati,
Tak perlu lagi disesali
Waktu takkan terulang lagi
Waktu tak akan pernah kembali
Andai esok aku mati
Ku berharap itu tak terjadi
Belum cukup bekal diri
Belum sempat memenuhi janji
Belum sempat silaturahmi
Andai esok aku mati
Betapa rugi diri ini
Ke mana waktu yang sudah dilalui
Tak ada manfaat bagi diri
Malah mudharat yang di beri


Andai esok aku mati
Ampuni lah dosa hamba ini
Dosa yang menggunung tinggi
Dosa yang tak terhitung lagi
Andai esok aku mati
Di detik terakhir hidup ini
Ku berharap dapat mengucap kalimat ilahi


Terukir senyum pada bibir ini
Untuk menghadap Mu Yaa Rabbi
Ku tulis coretan ini
Di penghujung malam yang sepi
Setelah berduaan dengan Mu Yaa Rabbii,,,

Kau Ada - Ada Saja


Kau ini ada-ada saja…
Harta dan tahta kau anggap segalanya
Tanpa berfikir suatu saat ia akan tiada
Mudahnya hatimu terpaut keindahannya
Melupakan istri, anak, saudara karenanya
Kau ini ada-ada saja…
Setiap kali datang seruanNya tak kau hiraukan
Siang malam bekerja tak kenal aturan Tuhan


Ketika datang berbagai macam cobaan dan ujian
  Kau memohon kepadaNya pertolongan dan perlindungan

Kau ini ada-ada saja…
Kalau berteman inginnya disapa dan dipuja
Kalau berkata inginnya didengar dan diterima
Sementara kau acuh dan tak peduli antar sesama
Menganggap remeh dan rendah perkataan mereka

Kau ini ada-ada saja…
Tak henti-hentinya membicarakan aib orang  lain
Mencari kesalahan dan kekurangan orang lain
Sedang kau lupa akan kejelekan akhlak dan budimu
Mengerjakan hal yang keliru tapi kau tak mau tau

Bagaimana orang lain akan menyanjungmu
Bagaimana orang lain akan menghormatimu
Sementara hatimu keras dan beku laksana batu
Tak kenal sopan santun dan tak tau malu

Ketika azab dan siksa kubur menghampirimu
Di saat hewan-hewan datang memakan tubuhmu


 

Kau menangis penuh  iba meminta belas kasihNya
Agar Tuhan berkehendak mengembalikan ke dunia
Sudah tau di dalam kubur tidak ada siapa-siapa
Kecuali amal perbuatan yang menemaninya
Kau malah minta sepotong roti dan mentega
Untuk sarapan pagimu di alam sana…
Dasar kau ini ada-ada saja…

Serba Serbi Asmara



Sebelum Q terlelap nanti,,quwh ingin mengucapkan sejuta terima kasih untuk semua orang yang telah hadir dalam hidupQ,,baik yang sayang maupun yang membenciQ. Quwh dilahirkan ke dunia ini bukan untuk kalian hindari, seperti apa pun butuk rupaQ, jelek sifatQ, dan tak baek perilakuQ,,, Quwh hanyalah manusia yang tak sempurna dan apabila esok aquwh tak dapat lagi menghirup udara bersamamu dan tak lagi quwh lihat alam bersamamu so aquwh mohon maaf untuk segala salahQ..

Q bosan jadi cwek yang sok tegar. Q juga rapuh dan bisa ilang kendali. Q tambah rapuh liat cowokQ yang paling Q sayangi nyalinya ciut. Dikit – dikit gak mau rugi. Apa dalam hubungan kayak gitu pernikahan bisa bertahan??? Q rasa gak,, Q sekarang terserah dah,,, dulu Q mau merajut asa bareng dirinya, salut pertama kali, dirinya minta tolong ke aquwh biar tiap quwh berdoa Q juga mohon bisa jodoh bareng dirinya,,salut aquwh dirinya ngmg gt ke aquwh. Tapi kian hari sama saja,, napa gak bisa semangat jalani hidup??? Kebanyakan ngeluh itu gak baek………. TakdirQ dalam tanganQ sendiri,,seharusnya gt bukan gantungin semuanya ma takdir tanpa usaha yang maksimal,, Quwh lelah berkali – kali cuma gara2 hal sepele,, Q capek…………..

Saat genggasm tangan mulai merenggang dan tatap mata mulai memudar,,serasa ada yang pergi menghilang dari lubuk hati terdalam,, meskipun kau jauh dariQ jangan pernah lupa kan diriQ,,
Resah yang hadir begitu menyiksa,,ketika Q tau dirimu semakin jauh,,

Kasih ,,,
Bila tak mungkin Q genggam lagi cintamu,,kan Q biarkan kau pergi ke mana saja kau mau
Karena Q tau tak mgkin cinta itu dpaksakan biarlah disini Q mengingatmu dalam doa
Semoga di perjalanannmu nanti kau temukan yg engkau dambakan

Kala sepi menyelimutiQ,, kembali terlintas bayang dirimu,,menyapaQ dengan senyum dan tatap matamu,, menghadirkan rindu yang semakin membiru,,dalam hening yang menggelisahkan Q rangkai doa dengan segenap asa agar langkah kita tak berhenti di simpang jalan,,agar selalu terjaga putihnya kasih diantara kita

Banyak hari yang susah terlewati,,banyak waktu yg sudah kita jalani,,namun masihkah ada rasa itu hanya untukQ??? Seperti kasihQ padamu yang tak terbatas jarak dan waktu,,aakh andai waktu dapat kembali,, Q ingin mengulang sekali lagi,,berbagi kasih dan sayang bersamamu seperti dahulu lagi,, Jauhnya jarak lamanya waktu,,hadirkan bunga rindu dihatiQ,,seandainya cinta msih milikQ quwh ingin engkau hadirkan kepastian,,dalam penantian yang tak bertepi,,agar semuanya bukan sekedar ilusi,,tp janji indah bersatunya dua hati di kemudidan hari

Terus terang  aquwh malu jika berada dekat denganmu,,seribu kata yang telah tersusun terasa kelu saat bertemu,,lewat ini ingin Q ungkap serangkai rindu yang tak sampai,,Sebaris kalimat yangtak tersampai
 " Bahwa rasa sayangQ ada,hanya untuk dirimu wahai kasihQ... "