Mengenai Saya

Foto saya
Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
Semangat tinggi dalam mengarungi sebuah bahtera kehidupan. Jangan sekali - sekali menyalah gunakan kepercyaan yang telah orang lain tanam dalam diri anda dan yakinlah setiap kesuksesan itu muncul karena adanya suatu keyakinan yang mantap dalam diri anda sendiri!!!!

Jumat, 21 September 2012

Kau dan Dia, sama dihatiKu


Aku menitipkan hatiku kepadamu tetapi kau sendiri tak mampu menjejakkkan kakimu tetap pada sebuah titik. Bagaimana ku bisa percaya?? Jika kau katakana cinta,,aku temukan ia disini,,di tempay yang ku sebut rumah ini. Ada cinta,,mimpi dan harapan disini.

Aku takut untuk harus meraihmu,,memastikanmu tak akan pergi lagi ketika aku melepaskan tanganku. Ya karena itulah aku meninggalkanmu, memilih arah yang berbeda denganmu.

Lalu cinta itu datang,, Cinta dari seseorang yang mungkin menyimpan sosokmu di dalam dirinya. Aku yakin aku mampu hidup bersamanya,,mimpi danharapan kami sama. Namun takdir, ya aku tak mampu bertaruh dengannya.

Kau,,dia dan cinta, aku simpan di hatiku. Suatu saat nanti jika memang sudah waktunya akan ku buka kembali cerita tentang rahasia hati. Kau atau dia,,entah aku belum menentukan siapa yang aku nanti.


Sabtu, 04 Agustus 2012

Menapak Waktu

Terkadang sakit jika kamu seperti itu
Melantun kata kasar dalam tiap waktuku
Apa pernah terpikir hati yang gak bisa terima semua itu
Sangat lantang membelalakkan mata seolah ku mangsa yang siap diterkam kapan saja
Mencoba mengerti perlakuanmu dalam hidup tapi seolah adidaya yang ku terima
Meski alasan itu ku bertahan
Tapi apakah hanya karena alasan itu ku terus bertahan??
Cukup satu alasanku bisa tetap bertahan meski sakit mendera tiap kali datang
Silih berganti ku liat berapa detik bisa menerima perlakuanmu

Hanya dalam dua hari senyum bisa lunakkan jiwaku yang telah lama tenggelam
Mengenalmu sebatas jumpa sesaat
Tapi hati tergetar tuk ingin lebih dekat
Manis salam sapamu
Sopan tutur bahasamu
Hati telah tergoda...

Luka HatiQ


Kutukan besar manusia sudah jatuh menimpaku
Saat ku buka mulut,,yang ku dengar hanya suaraku sendiri
Kembali dalam kesunyian
Tanpa gema,,hanya kering dan perih
Seperti cuka menetesi luka,,perihnya tak tertahan
Tapi kenapa,,terus saja ku ulangi siksaan itu
Keesokan harinya, lagi lagi dan lagi
Sampai semua gelap,,sampai semua roboh
Bayangnya selalu membatasi,,bahkan ketika ku

rasa berhak mendapat bahagia di tempat laen
Tanpa keberatan moral,,tanpa rasa bersalah
Aku sungguh mencintai terlalu dalam
Sampai sulit ku pisah dari ruh sendiri
Inilah tragediku
Mencintai yang tak bisa ku miliki
Memiliki yang tak bisa ku cintai
Hanya penyangkalan
Pelindung terbaek dari diriku yang mencinta

Benarkah waktu bisa menyelesaikan semuanya??
Tapi waktu jua yang memaksaku tuntaskan hal – hal yang belum selesai
Kesalahan yang terlalu berkarat
Bisakah ku kembali putih??
Perih yang terlalu jerih
Bisakah ku sembuhkan??

Harapan Semu


Aku sudah lama kehilangan hidupku
Sejak kekasihku pergi dan tiada kabar
Sejak hari itu ku terus menunggu di simpang jalan itu
Setiap tahun seperti janjinya dahulu,,
Ketika yang sejati datang,,yang semu tidak lagi sanggup bertahan

Ku bertemu yang terunggul dalam hidup,,saat usiaku sangat jauh dari padanya
Awalnya ku pikir tidak pantas bersama
Terlalu banyak tatapan orang
Tapi entah kenap tak ku rasa jenjang
Karena saat di dekatnya,,ku seperti mengalir alami
Inikah jiwa terbelah??
Tiada batas hingga semuanya berbatas
Meski batas itu sendiri bukan batas sesungguhnya

Ku pikir tidak seberat ini menjalani impian
Ia telah menjadi obsesiku
Pendorong utamaku mengerjakan apapun
Agar mudah – mudahan bisa ku menangkan hatinya
Aku sangat berharap akhirnya dia mau

Pria paling cerdas dan lembut yang pernah ku temui
Tapi juga paling tidak bahagia
Ingin sekali ku tau penyebabnya
Andai bisa ku usir sepi itu
Lindunginya di pelukan
Mungkin kah???
Aku dara yang tergila – gila rasa

Terkadang aku iba
Dia yang ku rindu sama sekali tidak bahagia
Tapi jika sudah berfikir demikian,,ku bergidik sendiri
Terkadang timbul juga niat jahat di hati
Seandainya bisa ku pisahkan dan lindungi
Bahkan dari yang sedara
Aku serba salah
Mustahil mencari jawab dari ketiadaan

Untuk Para Pecinta Yang Sempurna

Belahan jiwa tak akan pernah hilang meski tak bersua
Betapapun berat waktu harus di taklukan,,tetap satu jua
Namun kadang takdir ialah sebuah keputusan
Bahwa cinta hati perasaan pilihan tindakan
Permainan kesempurnaan dan kepastian
Sebuah gerak menuju dunia yang justru bayang – bayang dan samar
Hakikat cinta yang sempurna
Diperuntukkan hanya bagi belahan jwa yang sempurna
Sanggup ditanggung hanya oleh para pecinta yang sudah paripurna

Tiada Penutup

Ku cari cinta hingga ke gua sunyi
Laut api tak membuatku ngeri
Hutan belantara tak menghalangi
Sebab langkahku pasti
Tapi dalam sepi
Ku sadari
Cinta tersembunyi di dalam hati

Masih ada cinta diantara kita
Memandu jalan jadi pelita
Masih ada cinta diantara kita
Mengubah luka menjadi bahagia
Masih ada cinta diantara kita
Penerang kalbu,,matahari jiwa
Masih ada cinta dianatara kita
Masih ada,,selalu ada
Selalu ada

Satukan Rasa


Meski denting kehidupan tak lagi menyapa
Yakinlah ku akan mengisi lembar hidupmu
Tak usah hiraukan mereka yang tak mengerti alur cinta kita
Walau jarak tak pernah lelah jadi pemisah
Ingin ku pastikan cintaku ada,,hanya untukmu
Sadar arti kehadiranmu antara ada dan tiada
Sempat mengusikku keluar dari angan kita
Namun bagaimana bisa??
Bila dalam desah nafas masih terukir namamu
Di dalam hati terselip cintamu
Bila esok benar datang angan kita menjadi satu
Khan ku benahi puing – puing cinta yang telah rapuh
Biar ku benahi serpihan rindu yang tersisa

Merindunya lagi dan lagi



Hening cahaya candelabra
Temaram jiwa
Mega – Mega
Jarak Menjelma               
Irama
Alur niscaya
Ada dan tiada
Batas tipis garis
Merapuh,,mengiris
Luka hati,,tangis
Takdir
Dupa cinta menelan segala
Bumi meleleh,,aku menoleh
Padang lengfgang membentang
Kecapi berdenting

Sepi yang bening mengurung bathin
Ruang khayali
Imajinasai tanpa dinding
Telaga tak bertepi
Makna kata hilang dalam udara
Kemana ? Dimana ?
Seluruh isi jagad khan menghujat
Karena api yang semakin marak di sanubari
Ku curi dari langit
Saat mentari tidur,,bulan mendengkur
Seberapa besar bakal membakar ?
Yach,,aku terkapar?!!

Posisi Hatimu

Kekasih,,bukuku menyimpan misteri luka
Butuh waktu menggambar sampul lewat metafora
Tapi huruf telah menjadi kata
Dan gerbang makna membuka
Mimpi menari – nari di anganku
Imajinasi beku dalam dingin waktu yang tak acuh
Isi hadir tanpa wujud
Dan aku mengembara hingga jauh
Jiwa limbung terhujung memburu tubuh
Harapan melepuh, tujuan merapuh
Wajah resah tanpa mata,,jalan tiada ujung
Puncak gunung samar membatu, tercenung
Mega mendung menutup surya,,senja mengurung
Suaraku mengapung tak bergaung
Bisakah semua halaman terbaca,,sampul nyata
Jika semesta tega menebar batu – batu curiga
Misteri luka mengukir duka
Aku terasing dalam kubangan tanya
Kekasih,,cinta mungkin perih,,kebahagiaan yang pedih
Tapi siapa yang mampu membaca buku cinta hingga ujung kata
Jika bukan kita
Kekasih,,rasa cinta kian kuat,,membentuk alur
Mungkin panjang dan berliku,tapi hidup dan memacu
Kadang sejenak menunggu,,lalu melaju menuju titik itu
Hatimu

Dia


Teruntuk orang yang sangat berharga dalam kehidupanku. 
Ku mengharapmu dalam penantian yang tiada berujung, penuh dengan harapan yang mengukir nestapa dalam kebisingan dan kekosongan dunia. 
Melukis asa pada sekedar bianglala semu, berayun pada tali rapuh yang pasti nantinya putus. 
Kapan jawab itu akan ku temukan ?? Kau jauh dari nurani....
Mata jua tak sempat temukanmu dalam nyata gerak langkahku. 
Dekapan rayu telah patahkan arti kehadiranmu diatas segala daya. 

Mungkinkah ku bisa meraihmu kelak disana?? 
Sedang jalanku masih panjang nan berliku tajam. 
Kenapa sendiri tanpa teguhmu yang mampu menghias pribadi yang luhur. 
Ku putar cerita dalam waktu yang mengajak berkompromi. 
Aku masih menunggu jodohku..         

   

Senja yang rapuh


Senyap menyengat
Matahari sekarat
Bumi menggeliat
Langit secerah biji saga
Malam mengintip
Kelam mengancam
Para pemangsa keluar sarang
Memburu korban
Rasa sakit yang mengendap
Mengganggu kalbu
Jika badai

Segala daya
Serasa sia – sia
Hidup sekedar mengalami
Suka atau duka, sama saja
Aku menunggu
Perjalanan itu
Panggilan itu

Definisi Cinta

Cinta adalah kerelaan yang tulus. Kekuatan, pencipta rasa yang sabar sehingga kita tetap mendampingi pasangan sampai tubuh mulai menua dean wajah keriput. Sampai salah satu mati bahagia. Cinta bahkan mampu menciptakan dan mewujudkan yang tak mungkin menjadi mungkin.

Aku selalu yakin, tindakan lebih bermakna disbanding kata – kata. Seluruh tindakan, semua yang ku lakukan, bersumber dari cinta. Jika tindakan ibarat tubuh maka jiwa yang menggerakkan tubuh adalah cinta. Jika tindakan ibarat cahaya maka cinta adalah kekuatan maya pencipta cahaya hingga jadi seterang siang. Sekaligus membantu terwujudnya kenyataan yang bikin mata hati mampu melihat objek – objek. Menyiratkan seluruh tindakan. Itulah cinta,,,

Aku yakin mewujudkan rasa cinta dengan cara yang ku yakini. Tanpa jengah, tanpa ada yang menghalangi.

Siklus awan dan hujan


Dalam gerak sunyi
Kabut membumbung
Menyatu menebal
Udara mengkristal
Panas menghajar
Bobot meluruh
Air pun jatuh
Tetes demi tetes
Mengguyur,,meluncur
Bak berjuta anak panah
Menusuki bumi
Lalu,,menyatu lagi
Mengisi lebak dan danau
Mencipta kali dan sungai
Mangalir jadi laut
Sabar menunggu
Hingga matahari
Memanggil kembali

Sabtu, 21 Juli 2012

SEPENGGAL KISAH CINTA MAYA


Telah lebih dari 4 jam dari waktu yang mereka sepakati, namun tak sedikit pun terlihat tanda-tanda kemunculan si gadis. Entah sudah berapa banyak sms yang dia kirimkan dan tak terhitung lagi berapa kali dia mencoba menghubungi. Semuanya tak membuahkan hasil. Dia masih sendiri, duduk termenung menghitung waktu. Meski tidak begitu yakin si gadis akan datang menemuinya, namun entah mengapa kakinya terasa sulit sekali untuk sekedar digerakan kembali. Kembali ke arah asal datangnya.

Si kumbang nama laki-laki itu. Berperawakan tinggi besar, kulit sedikit gelap, mata sipit dengan logat betawi yang kental. Mencirikan tentang sosok laki-laki yang berasal dari kota kelahiran Benyamin. Demi sebuah harapan semu bertemu bidadari impiannya, dia tempuh perjalanan panjang. Dengan mengendarai sebuah motor butut peninggalan ayahnya, menuju kota dingin di kaki gunung arjuno.

Untuk sekedar menghilangkan sepi dihati dalam abu-abu penantiannya, kembali memorynya dipaksa untuk memutar rangkaian cerita bahagia, selama lebih dari 1 tahun perkenalan mereka. “Fairuz” sebuah nama indah yang menggambarkan sosok si gadis yang selama ini selalu menjadi langganan mimpi indahnya. Masih teringat jelas sapaan ringan pertamanya. 
 
“Alooo, aku Fairuz wanita dari kota Apel, cantik, manizzz dan baik hati he he he…, kenalan yukkk”.Begitu ceria, energik, anggun, penuh semangat. Begitulah bayangan pertama kali yang dia tangkap tentang sosok si gadis. Benar saja ternyata setelah beberapa waktu lamanya mereka saling berbagi asa di dunia maya, si gadis tak jauh beda dari perkiraannya.

“Ass….Mas gantengku, dah lama khan kita saling ngobrol di dunia maya, ketemuan yukkkk”, ajak si gadis 2 hari yang lalu. Mendadak hatinya menjadi tak menentu saat itu. Antara bahagia dan takut menerima ajakan si gadis. Bahagia karena akhirnya dia bisa melihat si gadis impiannya, namun takut jika ternyata dia bukanlah seperti harapan si gadis. Butuh lebih dari 5 menit untuk sekedar menjawab “Iya”. Sampai akhirnya sebuah sapaan “BUZZ” menyadarkannya, bahwa ada wanita special yang sedang menungu jawaban. Dengan ragu-ragu dan gemeteran akhirnya ditulis juga tiga huruf itu. Terlihat face si gadis sungguh bahagia di webcam. Jari-jarinya pun menulis dengan lincahnya di tuts keyboard. Seolah-olah tak ingin memberinya kesempatan untuk berfikir ulang, tentang rencana pertemuan mereka.

“Key…, kutunggu 2 hari lagi ya, aku akan pakai baju hijau tua dengan bawahan celana hitam, miss u n take care always”, kata terakhir si gadis sebelum menyudahi percakapan mereka waktu itu.
 
@@@
Tak jauh dari tempat si lelaki, ada sesosok manusia cantik, yang sejak 6 jam yang lalu diam mematung. Mengamati setiap gerak si lelaki yang selama ini selalu datang dalam tidurnya. Dialah si Fairuz, umurnya sekitar 25 dengan gaya dandanan layaknya ABG. Lengkap dengan jaket trendy yang sengaja dia gunakan untuk menyamarkan diri.

Tatapan mata si gadis tak lepas dari pria yang memakai T-shirt warna biru tua, di padu jins belel dengan tas ransel dipunggungnya.
“Kamu nanti pakai baju apa?”, tanya si Fairuz pada lelaki mayanya dua hari lalu. Dan jawaban yang dia dapatkan, persis seperti tampilan lelaki yang sedang termenung tak jauh dari tempatnya. Entah apa yang menghalangi dia, untuk sekedar datang menyapa si lelaki. Baginya gambaran yang selama ini terpatri indah di hatinya tentang sosok lelaki dunia mayanya, jauh dari kata mirip. Pikirannya meloncat-loncat tak jelas. Sebentar-bentar sedih, kecewa namun tak jarang tiba-tiba marasa sangat bahagia. Duduknya mulai gelisah, matanya seolah-olah ingin menyapu setiap sudut yang terjangkau pandangannya. Semakin dia berusaha mencari sisi positif dari lelaki itu, semakin dia mendapatkan kenyataan bahwa lelaki itu jauh dari kata sempurna.. Tampak air matanya mulai menetes. Sebagai pertanda dia berada pada posisi kebingungan yang memuncak. Akhirnya dia pun memutuskan untuk tidak menemui si lak-laki. Berbalik arah pulang ke rumah. Sambil berjanji dalam hati untuk tidak chat lagi sama si lelaki itu.

Ternyata si lelakipun demikian adanya. 6 jam dalam penantian yang tak jelas, memaksa dia untuk mengamini bahwa si gadis tak mungkin datang menemuinya. Meski agak berat, akhirnya langkah pertama untuk kembali pulang ia ambil juga. Namun naas segerombolan penjahat datang menodongnya. Seolah dia sudah kehilangan kewarasannya atau mungkin karena emosinya yang sudah tak terkendali, dia paksakan untuk melawan. Jelas bukannya kemenangan yang dia dapatkan, tapi pertemuan dengan malaikat penjemput nyawalah yang terjadi berikutnya. Dompet, hp dan harta berharga miliknya raib, yang tersisa hanyalah sebuah tas lusuh dengan sebuah amplop surat yang sepertinya telah siap untuk di poskan.

Polisi kesulitan mengidentifikasi si lelaki, karena semua identitas pribadinya hilang. Hanya amplop berwarna coklat beralamat lengkap dengan nama si penerima “FAIRUZ”, yang di dapatkan polisi. Entah karena merasa terpanggil ataukah rasa penasaran yang memaksa polisi itu mengantarkan surat kepada si penerima. 

“Maaf, apa benar Anda bernama Fairuz?, tanya polisi pada sutu hari setelah kematian si lelaki. Fairuz…???, darimana polisi tahu nama panggilan istimewa itu. Bukankah hanya si lelaki maya saja yang memanggil dengan nama itu. Mungkin karena syok atau mungkin juga bingung karena kedatangan polisi, yang sepertinya tahu banyak tentang dia dan lelaki mayanya, maka hanya gelengan kepala yang dia berikan sebagai usaha untuk tidak bicara banyak. Tanpa diminta polisipun menjelaskan kenapa dan mengapa dia datang termasuk tentang kematian si pemilik surat ini. Bagai disambar halilintar, Fairuzpun terduduk lemas di lantai, sambil merebut surat itu dari tangan polisi. Seperti memaklumi polisipun hanya diam saja, membiarkan si gadis membuka paksa surat coklatnya.

* @@ *
Dear My Fairuz…..
Semalam penuh aku mencoba merangkai kata-kata ini. Dengan harapan surat ini tak terbaca olehmu. Karena dengan begitu berarti ada pertemuan diantara kita. Jujur aku tak yakin bisa bertemu denganmu. Ketakutan terbesarku adalah kamu tidak bisa melihatku secara utuh. Bagimu aku adalah kata-kata romantis yang selalu menghiasi layar komputermu. Laki-laki dengan sejuta puisi yang selalu menghujanimu dengan kata-kata indah. Tapi kenyataannya, aku bukanlah seperti harapanmu. Bahkan jauh lebih buruk dari yang kamu bayangkan. Aku tidak menyalahkanmu kalau memang kamu tidak mau menemuiku, meski hanya sekedar menawarkan tali persaudaraan. Namun hal ini tidak menghalangiku untuk mengungkapkan rasa sayangku ini, walaupun hanya bisa kuungkapkan dalam goresan pena.

Duhai Cinta mayaku…
Sungguh engkau adalah wanita sempurna. Tidak banyak yang ku harapkan darimu, meski hanya sekedar memintamu menjadi saudarikupun aku tak berani. Bagiku cukuplah menikmati satu tahun bersamamu, meski hanya didunia maya. Terima kasih atas tawaran pertemuan ini. Terima kasih atas senyum indahmu, cerita lucumu, dan segalanya tentangmu. Semoga kamu bahagia dengan keputusanmu untuk tidak menemuiku. Akan kubiarkan rasa penasaran ini bersamaku selamanya, dan setiap menit kenangan denganmu kan kujadikan penghibur hatiku yang rapuh ini.
Dari cinta mayamu
"Sikumbang"

Tak diperhatikan lagi pertanyaan-pertanyaan Polisi itu. Saat ini yang dia inginkan hanya sendiri dan berharap si cinta mayanya hadir disini. Menikmati senyumnya, candanya dan semua yang dia miliki. Surat singkat itu telah membuka mata hatinya. Merobek-robek sisa kesadarannya dan membawanya menikmati mati kecilnya .... pingsan. 
 

Tersibaknya Kabut Tipis

Senja ini kulihat begitu romantisnya, setiap detik sembunyinya matahari kebalik gunung merapi kunikmati dengan senyuman, cahayanya yang lebut, warnanya yang jingga keemasaan, sungguh perpaduan yang sempurna jika dilihat dari taman kecil belakang rumahku.

Seandainya saja kamu sekarang ada disini, bersamaku menikmati potongan-potongan senja ini, menghitung mundur pertukaran tempat antara raja siang dan malam, sungguh.., aku sangat merindukanmu, sosok ceriamu, hadir disini bersamaku.

“Suatu hari aku akan disisimu, menemanimu bercanda dengan senja”
Janjimu ketika kuceritakan tentang indahnya senja di belakang rumahku.

Nyaringnya gema adzan dari musholla kecil diujung jalan kampung membuyarkan kemesraanku dengan sang senja, bergegas kuambil wudlu sebelum jamaah maghrib itu meninggalkanku.
“Makanya sebelum adzan itu datang ke musholla, biar nggak ketingalan sholat jama’ah”, omelan yang sama dari sosok Emakku, setiap kali aku telat sholat berjama’ah.

Meski dengan susah payah, kupaksakan juga untuk tidak telat kali ini, aku yakin mereka mau menungguku untuk menjadi salah-satu bagian dari makmum jamaah sholat. Sehingga omelan mesra emakku tak akan ku dengarkan kali ini.
                                                                                  
****
“Kamu kok ceria sekali Le, ada apa??, nggak biasa-biasanya kamu seperti ini, hayoooo…, lagi jatuh cinta ya??”
“Ah Emak, ada-ada saja, nggak kok, hanya merasa sedikit bahagia aja”,
“Yo wes, terserah kamu, kalau memang gak mau berbagi, asal kamunya seneng Mak manut saja”.
Maafkan anakmu Mak, sungguh tidak ada sedikitpun maksudku untuk menyembunyikan semuanya dari pandangan polos matahatimu, tapi aku takut keyakinan semu ini benar-benar semu adanya, biarlah kunikmati sendiri kebahagiaan kecil ini karena aku tak tahu kapan semuanya ini kembali berakhir seperti beberapa kisah lain dalam hidupku.

Lampu kamar kunyalakan, tanda ON di laptopku kutekan, dan secepat kilat layar monitor berlatar belakang foto kamu menyapaku ramah, tak butuh waktu lama sebuah fasilitas internet telah menunggu masukan ID dan passwordku.

“Hai…, Assalamu’alaikum”.
“Wa’alaikum salam, kok baru OL mas, katanya tadi sore mau OL?”.
“Maaf, aku tadi terbius oleh keindahan senja, entah kenapa pesonanya selalu saja memabukanku”.
“Hemm…, kapan ya aku bisa menikmati senjamu, berdua denganmu”.
“Jika memang Tuhan mengijinkan, hari itu pasti menjadi hari yang sangat membahagiakan dalam seumur hidupku.
“Amin…”.
Kulihat senyummu menghiasi layar monitorku, sebuah senyum yang sering kugambarkan menjadi penghias senjaku, sebuah senyum yang selalu setia menemani setiap soreku.
“Mas.., kamu masih disana??”.
“Ya de’, masih…., masih kok”
“Kok diem??, makanya nyalain dong cam kamu, biar aku tahu kamu sedang apa”.
“Sabar De’, suatu hari aku akan membaginya ke kamu”.
“Kalo gitu aku matiin ya cam aku”.
“Jangan….., jangan dong, plezzzzzz, senyummu adalah happyku, jangan dimatikan ya, ya!!”.
“Terserah kamu deh, tapi janji ya kapan2 kamu mempelihatkan cam kamu”.
Hemmm…., seandainya saja kamu tahu perasaanku sekarang, sebuah peleburan antara perasaan ketakutan dan kebencian, katakutan akan menghilangnya sosok manismu jika mengetahui seperti apa aku, kebencian akan kekerdilan jiwaku yang tak sanggup membuka topeng diriku, maafkan aku De’, maafkan, biarkanlah rasa ini kunikmati sendiri, aku takut kehilangannya, hidupku mati tanpa senyummu, sapaanmu, leluconmu, dan semuanay tentangmu.

***
Jadilah senja dalam seumur hidupku, aku hanyalah sampah yang tak bernilai, menjadi bagian dari hari-harimu adalah sebuah keindahan dalam hidupku.

Akhirnya pilihan kata ini yang kukirimkan kepadamu sebagai pendamping kadoku, dengan hati-hati bungkusan mungil berpita kecil berisi sebuah boneka kristal lucu kumasukan ke sebuah kotak lain yang berukuran sedikti lebih besar, tak lupa kusisipkan sebuah kertas surat yang telah kutulis beberapa waktu sebelumnya didalamnya, dan taklupa kutuliskan alamat lengkapmu, aku ingin kado ini menjadi kado special di hari ulathmu.

Dengan penuh semangat kuhidupkan latopku, sebuah sapaan BUZZ mengagetkanku ketika baru saja kuhadirkan sosok mayaku di komputermu.

“Mas aku sudah menerima hadiahmu, aku merasa tersanjung mas, terimakasih ya”.
“Sama2 de’, aku senang jika kamu bahagia”.
“Aku ingin memebrimu hadiah juga, alamat lengkapmu dimana mas”.
“Tidak usah, kamu tidak perlu melakukan hal itu”.
“Tapi aku ingin memebrimu sesuatu, ulathku tahun lalu kemu memberik hadiah, kamarin  tanpa ada momen special apapun kamu juga mengirimiku hadiah, dihaei ultahku yang sekarang kamu juga berbuat demikian”.
“Kamu layak mendapatkannya De’, kamu sangat special”.
“Kenapa sih mas??, apa yang kamu sembunyikan dariku, kenapa aku meras kamu semakin menutup rapat jati dirimu”.
“Apa belum cukup photo yang aku kirimkan ke kamu waktu itu, atau kamu meragukan kalau photo itu adalah diriku???, sehingga sebuah cam atau pertemuan bisa memantapkan hatiku tentang siapa akus ebenarnya”. Kali ini nada kata-kataku sedikit tinggi, dan aku yakin kamupun merasakan hal yang sama.
“Maaf Mas, bukan begitu maksudku, aku hanya…, ah sudahlah lupakan saja”.
Maaf de’, maafkan aku aku belom siap membuka kedokku, aku belom siap kamu mengetahui siapa aku, beri aku waktu de’. Dan semoga foto orang lain yang kupasang sebagai identitas mayaku bisa membuatmu memperindah bayangan akan sosokku.
“Mas aku lusa mau kekotamu, ada sedikti urusan yang mesti aku selesaikan”.
Bagai tersengat listrik ketika kudengar kata-katamu, duhh Gusti, apa yang mesti hamba lakukan sekarang. Haruskan ini saat yang tepat membuka tabir sosok nyataku, ataukah aku harsu kembali lari dan lari dari kejaran keingintahuan gadisku.
“Mas??, alooooo??, are u there??”
“Hemmm…, ya, aku masih disini, kapan kamu akan kekotaku?”.
“Seminggu lagi, aku sendirian, nanti kalau dah sampai sana, kamu mau kan jadi pemanduku”.
Ya Alloh, Ya Rob…., sunguh aku tak mau kehilanagn bahagia kecilku ini, aku takut, aku takut dia berpaling ketika mengetahui semua rahasiaku, tolong hambamu ya Alloh.
“Baik, aku akan membantumu, kalau kamu sudah sampai hubungi aja no. telp ini”.kusebutkan sebuah kombinasi nomor cantik milik sahabatku, maafkan de’, aku terpaksa melakukan hal ini.
“Makasih ya mas, btw aku harus pergi sekarang, takecare ya Assalamu’alaikum”.
“Wa’alaikumsalam”, kujawab salammu sambil menahan ketakutan di hati.
Beregegas kutekan tombol off komputerku, dengan penuh harapan kucoba memepercepat langkahku menuju rumah sahabatku, Wahyu.

“Gila kamu ya, jadi selama ini photoku kamu pakai sebagai identitas dunia mayamu, bahkan no HPku juga kamu bagikan ke wanita itu?”. omel sahabatku ketika kumintai tolong untuk menjadi pengganti sosok diriku ketika dalam seminggu kedepan harus menemani cintamayaku.
“Tolonglah yu, aku ngak sanggup bersikap jujur padanya, dia begitu indah untukku, aku ngak mau kehilangan sosoknya”.
“tapi aku nggak bisa menjadi dirimu, aku ngak kenal dengan dia, bagaimana dia, topik pembiacaraan apa yang nanatinya bisa menyambungkan diantara kami??? Coba kamu pikir, kalau ternyata nanti dia malah merasa nggak nyambung denganku”.
“Gampang nanti aku akan memberikan gambaran detail tentang dia, aku akan mentrainningmu selama sehari ini, agar memudahkanmu mengenal sosoknya”.
“Kamu bener-bener gak waras ya, edan kamu”
“Aku akan jauh tidak waras jika melihat kekecewaaan dimatanya ketika mengetahui siapa aku sebenarnya”.