Mengenai Saya

Foto saya
Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
Semangat tinggi dalam mengarungi sebuah bahtera kehidupan. Jangan sekali - sekali menyalah gunakan kepercyaan yang telah orang lain tanam dalam diri anda dan yakinlah setiap kesuksesan itu muncul karena adanya suatu keyakinan yang mantap dalam diri anda sendiri!!!!

Buat Cewek - Cewek



POSITIF NEGATIF DI SEKITAR SUKSES

Ingin sukses, berhasil?? Hampir dapat dipastikan 100% manusia menjawab ya. Sukses dalam meraih prestasi pendidikan, pekerjaan, dan keluarga. Ups, jangan lupa, seorang muslim juga harus sukses di akherat. Meraih sukses memang tidak mudah, tapi semua orang punya kesempatan untuk meraih sukses asalkan mereka mampu membuang belenggu ”racun” sukses, dan memetik madu sukses.Racun sukses adalah sikap negatif yang menghambat sukses, sedangkan madu sukses adalah sikap-sikap positif yang menunjang kesuksesan. Apa saja racun dan madu tersebut???

Simak pembahasan ringkas, tepat, dan jelas, tentang empat sikap negatif dan sikap positif di sekitar kesuksesan!

Membuang Sikap Negatif
Racun adalah sesuatu yang dihindari. Semua racun memang memiliki sifat merusak, bahkan membunuh. Semua racun digunakan untuk melenyapkan obyek yang menjadi sasaran racun tersebut. Demikian juga dengan ”racun” bagi keberhasilan. Banyak orang mengalami kegagalan karena mereka tidak bisa melepaskan diri dari belenggu ”racun” yang menghambat mereka untuk meraih sukses.


Takut Salah
Kegagalan bukanlah sesuatu yang parah, yang paling parah adalah tidak mencoba. Biasanya, tidak mencoba berkaitan dengan takut salah. Coba satu kali, salah, dua kali salah, lalu ngambek. Pikirlah, kalau semua pekerjaan dan tugas Anda sikapi seperti ini, mana ada yang selesai. Dalam tugas sekolah, paling-paling kalo takut salah, ujungnya nyontek kerjaan teman yang pandai. Dan itu berarti membohongi diri sendiri trus juga nggak jujur. Nah, Cuma satu sikap, takut salah, berakibat kepada sikap negatif lain. Banyak orang yang kemungkinan besar tidak akan berani lagi mencoba ketika melakukan kesalahan untuk yang pertama kali, terlebih lagi ketika kesalahan berulang. Mengapa? Masalahnya, kita menganggap salah itu berarti gagal selamanya. Padahal semua orang pernah berbuat salah. Nabi r saja mengatakan bahwa manusia itu tempatnya lupa dan salah. Olala, jadi salah itu manusiawi, gagal juga manusiawi, karena manusia ditakdirkan memperoleh duka, tidak hanya suka.


Penulis punya teman yang pernah menamatkan permainan komputer dalam semalam. Padahal genre permainannya adalah petualangan yang pemainnya kudu pintar dialog bahasa Inggris. Dalam semalam, nggak bisa dihitung gagalnya. Tapi, ia terus mencoba. Akhirnya berhasil. Kita-kita yang punya tujuan dan kerja mulia daripada nge-game seharusnya bisa lebih semangat.
Alfa Edison, penemu bola lampu pijar, ternyata berbuat salah banyak sekali sebelum menemukan bola lampu. Tapi, Edison tidak takut salah dan tidak takut gagal. Ketika di-interview oleh seorang wartawan mengenai kesalahan dan kegagalan yang harus dialami, Edison berkomentar, ”Saya tidak gagal, saya hanya menemukan 9.999 cara yang salah untuk membuat bola lampu.”
Apa jadinya jika Thomas Alva Edison tidak meneruskan usahanya ketika pertama kali melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan? Mungkin sekali kita sekarang masih hidup dalam kegelapan.


Putus Asa
Racun kedua yang pasti berhasil membunuh ”sukses” adalah sikap cepat putus asa. Mungkin, kita sudah tidak takut salah dan takut gagal, dan terus mencoba. Tapi, bisa saja kan, Allah berkehendak yang lain yang tidak pas dengan keinginan hati kita waktu itu, misalnya: kerjaan kita tetap nggak kelar-kelar. Kemungkinan yang terjadi adalah kita putus asa. Mau mencoba males. Nggak takut salah lagi, tapi males, dan akhirnya angkat kaki dari tugas-tugas kita.
Perlu diingat, Allah menekankan dalam banyak ayat bahwa kita tidak boleh berputus asa dari rahmat-Nya. Rahmat Allah itu luas. Ambil contoh perjuangan para Rasul dan shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. betapa mereka tidak mengenal putus asa dari rahmat-Nya hingga akhirnya pun Islam tersebar luas dan tertinggikan.


Ini pula yang terjadi para pejuang Indonesia yang notabene adalah muslim. Apa jadinya dengan Indonesia, jika Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, bahkan Jenderal Sudirman serta merta putus asa ketika dipukul mundur oleh Belanda? Apa jadinya jika para pejuang kemerdekaan berhenti berusaha ketika melihat banyak masalah menghadang? Kemungkinan besar, kita masih hidup di bawah belenggu penindasan. Namun, bukan ini yang terjadi pada kita. Para pahlawan, tokoh pejuang, dan seluruh rakyat Indonesia tidak putus asa. Mereka terus berusahan mencari jalan keluar dari tekanan pendudukan asing. Akhirnya, setelah 3,5 abad berjuang, usaha mereka membuahkan hasil gemilang.



Emosi Negatif
Kegagalan, luka hati, merasa kekurangan, bisa membawa emosi negatif dalam hidup Anda. Sedih dan marah salah duanya. Setiap orang punya perasaan seperti ini. Tapi, apakah kedua perasaan ini akan terus dipelihara??? Merasakan kesedihan adalah manusiawi begitu pula dengan kemarahan. Kita hanya tinggal mengaturnya agar kita bisa sedih atau marah pada kondisi yang tepat, berkaitan dengan peristiwa yang tepat, dan kadar yang sesuai, terhadap person yang pas. Jika berlebihan dan terus dipelihara, sedih bisa membawa kepada kemalasan berusaha sedangkan marah bisa membuat tindakan kita tidak teratur. Ujung-ujungnya pun adalah ketidakberhasilan kita.


Kerja Sendiri
Bayangkan ketika Anda terdampar di suatu pulau tak berpenghuni. Hanya pasir, air laut, pohon kelapa, serta binatang yang menemani Anda. Tak ada seorang manusia pun. Mungkin, Anda tetap bisa hidup dengan memakan kelapa dan ikan. Tapi, bagaimana hidup sendirian tanpa teman manusia?? Kebutuhan sosial merupakan sifat alami manusia. Kita perlu mempunyai teman, saudara, dan keluarga. Kebutuhan untuk bekerja sama adalah sifat asli manusia juga. Namun, banyak orang yang mengabaikan sikap ini, dan lebih mengandalkan kemampuannya sendiri untuk meraih yang dicita-citakan. Seringkali, karena terlalu fokus pada diri sendiri, seseorang bisa bersikap egois, tidak hormat pada orang-orang sekitarnya. Akibatnya, orang tersebut tidak mendapat dukungan dari pihak-pihak yang sebenarnya diperlukan untuk meraih sukses. Tenaga, pikiran, kemampuan, waktu yang kita miliki sangatlah terbatas. Jika bekerja sendirian, kita hanya mampu menyelesaikan satu bagian dalam satu hari, maka dengan menggalang kerja sama dengan berbagai orang, dalam satu hari pasti kita bisa melipatgandakan hasil yang bisa diraih. Jadi untuk meraih sukses besar, kita perlu melibatkan orang-orang yang tepat: keluarga, teman, bahkan juga pesaing.

Menghinari keempat racun ini memang tidak menjamin bahwa kita dapat meraih sukses dengan sangat mudah. Paling tidak dengan memahami racun-racun tersebut, kita bisa menghindari terjadinya kegagalan. Mengambil Sikap Positif setelah mengetahui empat racun pembawa kegagalan, langkah selanjutnya mengidentifikasi madu yang dapat kita manfaatkan untuk menopang usaha kita meraih keberhasilan.

Cinta
Cinta adalah kekuatan tersendiri. Cinta bisa membawa manusia kepada ibadah yang benar dan kuat, namun cinta pula yang dapat membawa manusia terjerumus pada jurang abadinya. Jika kita mencintai diri sendiri (baca: menerima diri kita sendiri), kita akan lebih positif dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Kita akan berusaha mengembangkan diri kita, memupuk kekuatan kita agar lebih kuat, dan memperbaiki kekurangan kita yang bisa diperbaiki. Di luar itu, kita bisa menerima takdir Allah yang tekah Ia tetapkan pada diri kita.

Jika kita mencintai tugas dan pekerjaan kita, kita tidak merasa terbebani. Artinya, jika kita mencintai apa yang kita kerjakan, kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan pekerjaan tersebut berhasil tanpa merasa terbeban untuk melakukan hal tersebut. Kekuatan Cinta memang sangat dahsyat. Energi yang dihasilkan oleh Cinta juga sangat besar. Jadi, Cinta memberikan kita semangat untuk meraih sukses dari apa pun yang kita kerjakan. Tanpa cinta, tak ada dakwah yang menerangkan kebenaran sejati di alam ini. Tanpa cinta, tak ada saling membantu di anatara kaum muslimin. Singkatnya, tanpa Cinta, tak ada perkara besar yang berhasil dituntaskan.


Harapan
Rasa Cinta yang besar, yang ditunjang dengan harapan yang terus hidup, merupakan senjata ampuh meraih sukses. Harapan akan memberikan semangat orang untuk berusaha, entah harapan itu dipompakan orang lain ataupun dicanangkan diri sendiri. Harapan merupakan pelecut semangat untuk mengatasi kesulitan, belajar, dan memperbaiki apa yang telah dicapai.
Jadi, tanpa harapan, tak ada keputusan yang diambil. Tanpa harapan, tak ada semangat yang bisa dipompakan. Tanpa harapan, tak ada tindakan yang akan dilakukan. Tanpa harapan, tidak akan ada perubahan. Tanpa harapan, tak ada mimpi yang bisa diraih.


Rencana
Cita-cita akan tetap menjadi cita-cita tanpa rencana untuk mewujudkannya. Banyak orang yang gagal karena mereka tidak memetakan rencana aksi untuk meraih tujuan keberhasilan yang telah ditetapkan. Kegagalan bisa juga terjadi karena waktu yang ditetapkan pada rencana aksi tidak disesuaikan dengan kondisi orang tersebut. Jadi setelah tujuan ditetapkan, kita perlu menyusun rencana strategis untuk meraih tujuan tersebut. Dalam penyusunan rencana, kita perlu memikirkan kemampuan, sumber daya, dan fasilitas yang kita miliki. Penyusunan rencana juga membantu kita untuk melihat apa yang kita perlukan dan apa yang perlu kita persiapkan untuk mewujudkan tujuan. Dengan demikian, ketika kesempatan melintas, kita bisa cepat mendeteksi dan sudah siap untuk meraihnya.


Belajar
Banyak orang yang kehidupannya tidak berubah karena mereka tidak mau belajar untuk memperbaiki diri ataupun untuk menemukan hal-hal yang baru. Seorang tukang baso keliling akan tetap menjadi tukang baso keliling, jika ia tidak mau belajar bagaimana merintis membuka restoran untuk menyajikan dagangannya. Banyak orang gagal karena tidak mau belajar dari kegagalan yang dialami, kesalahan yang dilakukan, dan kesulitan yang dialami. Bagaimana dengan kita? Sudah siapkah kita meraih sukses? Sikap positif mana yang sudah kita terapkan? Sikap positif mana yang masih kudu kita usahakan dalam diri kita? Masihkah kita terbelenggu racun sikap negatif? Manakah sikap negatif yang masih kita pelihara?

Setelah menganalisis ”peta kekuatan” kita, langkah selanjutnya adalah membuang sikap negatif yang masih membelenggu, dan memupuk dan memanfaatkan sikap positif yang bisa memperlancar usaha kita meraih sukses. 


Selamat mencoba.... Semoga Sukses ! ! !