Dear : A. Tauzhie Hidayatullah
Aku tak pernah
berpikir. Kamu akan menjadi bagian dari hari – hariku. Terkadang aku
berpikir “Bagaimana bisa perkenalan yang hanya sesaat namun begitu
berarti dalam kehidupanku ? “. Aku seakan larut dalam pesonamu. Tanpa
tersadar masuk dalam perangkapmu. Jiwaku terkurung dan terpenjara.
Terbelenggu oleh suatu rasa. Yang dapat aku sebut “ JATUH HATI ”.
Kerisauan
hatiku semakin dalam. Kerapuhan pun terus datang. Menghampiri jiwa yang
terpelanting. Sungguh ingin ku ungkap suatu kegalauan, namun ku tak
pernah mampu. Hari – hariku pun dibayangi misteri waktu, yang seakan
menyergap bathinku.
Kamu benar. Waktu itu mengalir seperti
air. Waktu itu berhembus seperti angin. Dan waktu itu pun menyengat
seperti api. Kemana harus ku yakinkan??? Rasaku dan juga rasamu?? Jika
nyata rasamu, ku ingin suatu kata sebagai tanda kejujuranmu. Aku tak
mungkin memaksamu tuk ungkapin suatu rasa, yang aku sendiri t’lah
dibuatnya risau. Dan aku juga takut. Jika apa yang ku rasakan tak pernah
sejalan dengan apa yang ku pikirkan. Aku hanya berharap pada sang
waktu, jangan buat hatiku lama menunggu kepastian.
Karena kamu benar. Kebahagian terbesar dalam hidup adalah rasa pasti bahwa kita di cintai.
Aku
nggak pernah tau, akankah rasa sayangku ini akan terus mengalir seiring
berjalannya waktu atau tidak. Aku hanya berharap, suatu saat aku bisa
mengartikannya dengan definisi yang indah. Meskipun pada dasarnya aku
juga tau bahwa sesungguhnya tak perlu rasa sayang itu di definisikan
Jujur
tak pernah terlintas “Aku akan menyukaimu” dan sadarnya aku t’lah jatuh
hati begitu cepat, perlahan namun pasti rasa itu semakin menjadi kian
meriah dalam waktu yang ku jalanin setiap detik.
Perlahan
ada yang berubah. Cinta yang muncul dalam diam dan tumbuh dalam
keheningan. Yang datang bahkan tanpa aku sadari. Berjalan bersamamu,
larut dalam tawa dan semua gurauanmu, melayang dalam senyum dan tatapan
dari sinar matamu. Bahkan saat jari – jari itu meraihku. Satu hal yang
kerap terjadi sejak semula dan satu bisikan kecil di telinga. Sesuatu di
dadaku berdetak lebih cepat dari yang aku duga sebelumnya. Dan saat aku
hampir putus asa, aku meneriakkan cintaku ke udara dan ternyata menguap
sia – sia. Dulu aku memang tak pernah tau apa yang namanya cinta namun
ternyata dia datang sendiri tanpa aku sempat berpikir untuk mencarinya.
Engkau
membuat aku sadar, ternyata benci dan cinta memiliki perbedaan yang
sangat tipis. Selama ini aku belajar untuk menembus cinta yang hanya
didasari hal – hal nyata, yang dapat dilihat ataupun diraba. Dan
ternyata keindahan sejati bukanlah hal yang terletak pada kulit luarnya
saja. Akhirnya aku memilih engkau sebagai sosok cowok yang dapat mengisi
ruang dan celah yang sempit di hatiku.
Ingin rasanya berhenti bernafas tanpa engkau ada di sisiku.
Sungguh aku menyukaimu. . . .
Aku
gak tau harus gimana,, rasa itu hadir begitu saja, tersimpan dan terus
membesar. Aku pun gak tau kalau ternyata hatiku begitu kecil dan tak
mampu menyimpan ribuan rasa yang ada. Hingga ingin banget ku keluarin
jika bisa dalam bentuk pengertian dan rasa sayang. Namun niat ku
bertentangan dengan sikapku yang penuh emosi tak terkendali. Aku merasa
hidup dalam kegelapan namun saat engkau hadir, kegelapan itu sirna
begitu saja. Sosok manusia yang membuat aku mengerti bahwa hidup itu
sungguh berharga dan penuh keajaiban. Menuntun langkahku hingga aku
menemukan apa yang aku cari. Meluruskan arahku saat aku lengah. Meraihku
saat aku terjatuh dan mendekapku saat aku lelah.
Saat bayanganmu
tiada, bagaikan kura – kura aku merasa seperti kehilangan tempurungku,
tak ada tempat untuk berteduh. Saat desah nafasmu tak ku rasakan,
bagaikan angin ku tak mampu menentukan arah tujuanku. Aku mengagumimu
teramat sangat hingga diriku mengingkanmu selalu hadir dalam tiap
detikku.
Jika rasa kagum memberanikanku untuk menunggumu,
aku akan rela untuk melepaskanmu hanya dalam kedipan mata. Dan sungguh
aku tak sanggup untuk membiarkanmu lenyap walau hanya sekejap.
Saat
ini aku merenung dalam kesendirian dan aku menghayal tentangmu yang
abstrak. Jujur,,tak mampu ku jangkau semua imajinasiku yang fana itu.
Semuanya karena engkau jauh dari pandanganku. Hembusan angin yang
menusuk pori – pori tubuhku membuatku semakin rindu akan tawamu. Lelah
sungguh ketika kejemuan meremas pikiranku. Namun aku jujur tak akan
pernah lelah menanti kejemuan itu. Sadar dan tidak sadarnya diriku
tergantung emosiku. Luapan emosiku akan kehadiran dirimu.
Dan
ketika aku sadar dirimu jauh berbeda, aku hanya menganggap semuanya
mimpi dan aku harus bangun untuk menghapus mimpi itu. Aku tak ingin
lahir di dunia hanya untuk menantang kepahitan hidup. Busyit!!! semua
hanya liku – liku kehidupan dan aku akan tetap menjalaninya demi
cintaku. Demi nama cinta, aku akan jalanin hidupku penuh makna. Aku tak
ingin menang dalam meraih cintamu namun aku juga tak mau kalah untuk
berusaha menjadi teman yang selalu dapat membuat kamu semangat
menghadapi hari – harimu. Kini aku sadari waktu bergulir seperti air,
masa berganti seiring hati yang sepi namun penantianku tak akan terhenti
terpaut hari. Setiaku lelah mengeluh. Penantianku merintih dalam sunyi.
Walaupun mata hati t’lah terkunci akan ku nanti dirimu sampai ajal
menemani.
Sungguh. . . . Tak dapat ku temukan arti diriku
dalam perasaan yang tak mengenal cinta. Ada secuil dan secercah angan
yang tak sampai saat senyummu terasa begitu damai dihatiku. Ketika
berjuta sepi menyergap sendirku, terlintas kembali simpul senyum itu.
Sangat menawan dan melumatkan sisa asa yang tenggelam. Menghadirkan
rindu yang semakin memharu biru. Ada tetes kerinduan yang selalu aku
damba dari dirimu. Namun selapis tirai keraguan bersemayam dibalik
sikapmu. Bila engkau ijinkan, biarkan cintaku basuh lukamu. Biarkan
rinduku hangatkan hatimu. Dan janjiku, semua bahagia hanya tercurah
untuk dirimu.
Jangan benamkan asamu, pada sepotong duka
masa lalu. Biarkan dia pergi dan berlalu dan yakinlah bahwa langkahmu
tak pernah sendiri. Karena aku disini. Terus terang,,, aku malu bila ada
di dekatmu. Seribu kata yang telah tersusun terasa kelu saat bertemu.
Lewat nie ingin ku ungkap. Serangkai rindu yang tak sampai. Sebaris
kalimat yang tak terucap. Bahwa rasa sayangku ada hanya untuk dirimu.
Zhie. . . Aku Mencintaimu.
Posted by : Ratih Febrian Kamiswara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar