Ku biarkan ruang kosong itu
hampa,,suara yang nyata ada terdengar menjadi sayup bahkan sementara ku
tiadakan,, Bulan yang jadi saksi semua ini, meski kadang pagi menggantikansaksi
bisu itu. Hidup seharusnya terlewati dengan kasih tapi apa daya hanya kabut
sesaat yang jadi pengganti. Mungkin nista it uterus bernaung dalam kediaman
yang dibuat sang malam, hingga lelahku merebahkan diri pada tirab cinta yang
bergeming tanpa arti pasti.
Ach sesak saat ini buatku lelah
memulai sesuatu yang seharusnya udah menjadikan indah. Ya Allah jantungku
terasa kelu merengkuh, bingung dengan kekosongan. Ku biarkan melaju dengan binger
tanpa jeda, tanpa arah, tanpa kepastian yang ku tunjuk buat hati yang meminta
satu. Satu dalam asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar